Senin,  25 November 2024

Gegara HP Di Pesawat

Pimpinan KPK Vs Anak Amien Rais Di Garuda Indonesia 

NS/RN/NET
Pimpinan KPK Vs Anak Amien Rais Di Garuda Indonesia 
Mumtaz Rais

RADAR NONSTOP - Insiden ribut Mumtaz Rais dengan pimpinan KPK Nawawi Pomolango jadi ramai. Keributan di dalam pesawat Garuda Indonesia itu gegara telepon. 

Polisi mengatakan, sebelum terlibat cekcok, Mumtaz Rais sudah ditegur tiga kali oleh pramugari.

"Awal mulanya cekcok. Inisial MR (Mumtaz Rais) cekcok atau ditegur oleh pramugari sebanyak tiga kali," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

BERITA TERKAIT :
Dilarang Jualan Di Indonesia, Maniak iPhone Ikhlas  Cuma Ngiler Di Medsos 
iPhone 16 Diburu, Dilarang Dijual Karena Apple Kepentok TKDN

Yusri mengatakan, kala itu, teguran pramugari pesawat tak diindahkan Mumtaz Rais. Akhirnya Nawawi, yang kebetulan berada dalam pesawat yang sama, ikut menegur Mumtaz Rais.

Sayangnya, kata Yusri, Mumtaz Rais justru melawan saat Nawawi melayangkan teguran. Cekcok pun kemudian terjadi di dalam pesawat.

"Ditegur oleh si pegawai KPK ini, ternyata malah dilawan, ribut," ujarnya.

Yusri mengatakan, setelah pesawat mendarat, Nawawi lantas mengadukan Mumtaz Rais ke pos polisi (pospol) setempat.

"Lalu, setelah turun dari itu (pesawat), dia (Nawawi Pomolango) mengadu ke pospol, baru buat pengaduan," ujar Yusri.

Sebelumnya, insiden ribut antara pimpinan KPK Nawawi Pomolango dan Ahmad Mumtaz Rais terjadi di pesawat Garuda. Wasekjen PAN Irvan Hermawan, yang ikut serta bersama Mumtaz dalam pesawat tersebut, menjelaskan insiden keributan di pesawat GA 643 GTO-UPG-CGK (Gorontalo-Makassar-Jakarta).

Irvan membela Mumtaz Rais, yang disebut menggunakan HP di dalam pesawat. Menurut Irvan, keributan antara Mumtaz Rais dan Nawawi Pomolango sebenarnya sudah diselesaikan di atas pesawat.

"Penggunaan HP yang dilakukan oleh saudaraku Mumtaz Rais itu pada saat pesawat berhenti di Bandara Ujung Pandang, Makassar, untuk transit. Pesawat dalam keadaan kosong kecuali penumpang transit, bukan saat boarding," kata Irvan.

"Pada saat saudaraku Mumtaz Rais menggunakan HP dan diminta dimatikan oleh kru pesawat (pramugari) memang terjadi perdebatan, termasuk perdebatan dengan Bapak Nawawi Pomolango. Namun masalah ini sudah bisa diselesaikan secara baik pada saat itu juga oleh pimpinan rombongan Bapak Pangeran Khairul Saleh, yang duduknya di pesawat dekat dengan Mumtaz Rais dan Pak Nawawi Pomolango," ucap Irvan.

Sementara itu, Dirut Garuda Irfan Setiaputra menyebutkan keributan dipicu oleh salah satu penumpang kelas bisnis yang kedapatan menggunakan handphone saat pesawat sedang boarding di Gorontalo dan ketika pesawat tengah melakukan refueling sewaktu transit di Makassar.

Kejadian ini kemudian didengar oleh penumpang lain yang juga duduk di kelas bisnis. Penumpang tersebut kemudian ikut menegur sehingga terjadi adu argumen.

"Adapun atas laporan salah satu penumpang yang terlibat adu argumen, kejadian tersebut saat ini tengah ditangani oleh pihak berwajib. Garuda Indonesia juga akan menghormati proses hukum yang berjalan termasuk secara kooperatif akan memberikan informasi lebih lanjut bilamana dibutuhkan," lanjutnya.