Sabtu,  23 November 2024

Jangan Digoreng-Goreng, PSBB Ketat Agar Warga DKI Tak Masuk Peti Mati

NS/RN
Jangan Digoreng-Goreng, PSBB Ketat Agar Warga DKI Tak Masuk Peti Mati
Monumen peti mati di Mampang, Jaksel.

RADAR NONSTOP - Ribuan korban meninggal akibat Corona dan naiknya jumlah kasus positif menjadi pilihan Anies Baswedan menarik rem darurat. Cara ini adalah solusi agar penyebaran COVID-19 bisa terhenti. 

Data web resmi Pemprov DKI Jakarta di corona.jakarta.go.id pada Jumat (11/9) menyebutkan, jumlah korban positif sudah tembus 51.287, wafat 1.365 dan sembuh 38.226.  

Ketua Forum Bersama Jakarta (FBJ) Budi Siswanto mengatakan, PSBB ketat adalah solusi. "Inikan demi keselamatan rakyat Jakarta, siapa sih yang mau masuk peti mati. Jangalah digoreng-goreng karena inikan keselamatan warga," tegasnya kepada wartawan Jumat (11/9/2020). 

BERITA TERKAIT :
Nah Lho, Muhammadiyah Minta Jokowi Tarik Rem Darurat
Duh, Banyak Hiburan Malam DKI Buka Sampai Pagi 

PSBB ketat kata dia, untuk memutus rantai penyebaran COVID-19. 

"Pemutusan mata rantai penyebaran COVID-19 lebih efektif dibanding PSBB transisi. Setelah kasusnya rendahkan pasti akan dibuka lagi," ungkapnya.  

Dia berharap dengan PSBB ketat maka warga ibu kota bisa mematuhi protokol kesehatan secara serius dan konsisten. "Karena vaksin paling tepat saat ini ya mematuhi protokol kesehatan," tambahnya.

Gubernur Anies Baswedan akan memberlakukan PSBB ketat pada Senin (14/9/2020). Saat ini kondisi Jakarta sedang darurat. 

Data Dinas Kesehatan DKI menyebutkan, per 6 September 2020, tempat tidur di ruangan ICU 67 RS rujukan sudah terisi sampai 84%, sementara tempat tidur di ruangan isolasi 67 RS rujukan sudah terisi hingga 77%. Jika tidak dilakukan PSBB ketat maka akan terjadi kolaps rumah sakit.