RN - Masyarakat Jawa Tengah diminta tetap waspada. Sebab, daerah yang dimpin Ganjar Pranowo itu rawan gempa.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah meminta kepada masyarakat tidak termakan hoax. BMKG juga menyebut Jawa Tengah sebagai daerah aktif gempa. BMKG mengidentifikasi bahwa di daratan Jateng terdapat 7 sesar aktif gempa.
"Secara seismotektonik daerah Jawa Tengah itu daerah aktif gempa walaupun karakteristiknya agak berbeda dibanding daerah lain. Bila kita berpatokan kepada peta BMKG ada 7 sesar aktif teridentifikasi melintang di daratan Jawa Tengah," kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie, dalam konferensi pers daring, Selasa (26/1/2021).
BERITA TERKAIT :Bakal Dihajar Hujan, Warga Jakbar Harus Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Banjir
Diprediksi Bakal Diguyur Hujan, Walikota Jaksel Tingkatkan Kesiapsiagaan Terhadap Bencana
Setyoajie memaparkan tujuh sesar aktif gempa tersebut adalah Sesar Baribis-Kendeng, Sesar Ungaran 1, Sesar Ungaran 2, Sesar Pati/Lasem, Sesar Muria, Sesar Ajibarang, Sesar Merapi-Merbabu.
Dalam paparannya, Setyoajie juga menjelaskan pada bulan Januari 2021 ini sudah terjadi 22 kali gempa bumi dan yang bisa dirasakan getarannya ada 2 kali.
"14 Januari kemarin di Purwokerto dirasakan gempa, dipicunya karena apa masih kajian. Kalau lokasi episentrum ada di tenggara sesar Ajibarang," katanya.
Saat ini, lanjut Setyoajie, belum ada teknologi yang bisa memprakirakan kapan gempa tektonik akan terjadi secara akurat. Maka ia mengimbau agar tidak termakan hoax soal informasi gempa. Masyarakat bisa memastikan dulu ke pihak yang berkaitan.
"Jangan mudah mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya, check dan re-check info tersebut, kalau perlu tanyakan langsung ke BMKG, sebagai institusi resmi yang bertanggung jawab terkait informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami di Indonesia," jelasnya.
Maka saat ini yang perlu dilakukan masyarakat yaitu memahami konsep evakuasi mandiri ketika gempa bumi terjadi. Termasuk memahami informasi yang disampaikan oleh BMKG atau pemerintah ketika terjadi bencana.
"Yang perlu dilakukan masyarakat dalam rangka memitigasi dampak akibat dari gempa bumi adalah dengan memahami konsep evakuasi mandiri serta bagaimana menelaah informasi yang disampaikan oleh BMKG ataupun institusi terkait atau Pemda," ujarnya.