Jumat,  06 December 2024

Buku Potret Jakarta 2020

Situasi Ibukota Saat Corona Terekam Lewat Foto 

NS/RN
Situasi Ibukota Saat Corona Terekam Lewat Foto 
Situasi pemakaman Corona pada buku Potret Jakarta 2020. Foto: Istimewa.

RN - Situasi Jakarta saat Corona diabadikan dalam foto. Situasi kehidupan ibu kota itu dijadikan sebuah buku dengan judul Potret Jakarta 2020 Kolaborasi Melawan Pandemi. 

Buku tersebut adalah karya dari kolaborasi 73 orang kreator konten foto di Ibu Kota dalam mendokumentasikan pandemi. 

Gubernur Anies Baswedan mengapresiasi fotografer senior Drigo Tobing yang telah menjelaskan, bahwa buku tersebut bisa dimanfaatkan untuk memberi pengalaman kepada pembaca terkait kejadian pandemi COVID dalam konteks imajinasi.

BERITA TERKAIT :
GMNI Jaksel Bedah Buku Komunikasi Poltik, Aktivisme dan Sosialisme Bagi Anak Muda
Buku Bela Negara Meluncur di Kampus UPN Veteran Jakarta, Ini Ulasannya

"Lewat buku ini kita bisa melihat pengalaman dan merasakan apa yang ada di peristiwa yang direkam. Bagi kita yang menjalani pandemi, kita bisa disadarkan bahwa banyak aspek kehidupan tercipta mulai dari saat ada yang diisolasi tak banyak aktifitas," ujar Anies di acara peluncuran buku lewat virtual, Sabtu (30/1).

"Dengan adanya buku ini, ada kesempatan kita melihat kejadian yang tak langsung dirasakan di lapangan. Ini adalah kumpulan dokumentasi yang bila dibaca anak cucu kita akan menjadi sangat luar biasa. Banyak peristiwa pandemi sebelum Covid, seperti flu spanyol, tapi masih minim info, narasi, dan dokumentasi secara komprehensif," tegas Anies.

Dia menilai karya buku tersebut sangat luar biasa, karena kumpulan dokumentasi tersebut bisa dijadikan arsip untuk generasi masa depan. Menurutnya, pandemi ini menjadi wahana kreativitas yang luar biasa bagi para konten kreator foto.

"Contoh saya lihat foto yang dibuat mas Rifki Widiyanto, fotonya sederhana yakni foto Wisma Atlet, kalau cuma foto tanpa ada cerita akan hampa. Tapi di sini tertulis adalah tempat menampung pasien COVID di ASEAN. Gambar gedung ini tidak akan lekang lintas zaman, karena tempat banyak penyintas berkumpul, kalau dimasa depan ingin berwisata sejarah terkait COVID, ini sangat berpotensi dikelola dengan baik. Memang, Ini bukan sekadar gedung, tapi bagian sejarah kita memerangi pandemi," jelas Anies.

Mantan Mendikbud ini juga mengapresiasi karya salah satu konten kreator, Yusie Meiti lewat karyanya dalam menggabarkan jalan Sudirman yang senyap selama peristiwa COVID-19. Hal ini karena masyarakat umum tidak mudah menemukan cara memanfaatkan area publik sebagai suatu karya pada momen yang pas.

"Ini gambar indah yang punya banyak cerita, jadi bukan sekedar foto karena setiap foto adalah kesempatan kita untuk berinteraksi. Ke depan, DKI pasti dukung, inilah cara kita menyusun sejarah dalam bentuk imaji dan narasi sehingga memberi pikiran kita untuk memahami sesuai persepsi masing masing," tambah Gubernur Anies.

Dalam buku ini tersaji 200 karya foto yang merekam berbagai aspek kehidupan di Jakarta selama pandemi 2020. Mulai suasana kota, aktivitas masyarakat, suasana perawatan di rumah sakit, transportasi publik hingga pemakaman dengan protokol COVID-19. Menurut Yusie, kurator foto di buku ini, potret ini diambil dalam rentang Maret hingga Desember 2020.

Di halaman pembuka buku tertulis, Buku ini dipersembahkan oleh para kreator konten di Jakarta kepada seluruh tenaga kesehatan yang bekerja bahu membahu melawan infeksi COVID-19 dan kepada seluruh masyarakat yang disiplin menjalankan protokol kesehatan. Semoga Jakarta segera pulih !"

Anies menambahkan berharap para konten kreator foto terus melanjutkan karyanya, serta mengimbau mereka tidak menghapus karya yang tak sempat dipajang pada buku tersebut. 

"Kreativitas harus terus jalan, terus jadikan Jakarta untuk kanvas kreasi fotografi. Mudah-mudahan banyak lagi bisa merangsang proses narasi menjadi lebih baik. Selamat kepada yang sudah berkarya," tandas Gubernur Anies.

Perlu diketahui, peluncuran buku Potret Jakarta 2020 Kolaborasi Melawan Pandemi turut dihadiri oleh Fotografer Senior Drigo Tobing, editor foto Rifki Widiyanto dan kurator Yusie Meiti, serta kreator konten yang karyanya dimuat di dalam buku tersebut.