RN - insiden hilangnya kapal selam KRI Nanggala 402 Indonesia di Perairan Bali sulit ditemukan. Pendapat ini diucapkan mantan komandan kapal selam nuklir Inggris Ryan Ramsey.
Dikutip dari The Sun, jika ada sesuatu kata dia, sulit untuk ditemukan. Karena, fakta bahwa KRI Nanggala 402 tidak mencapai pangkalan.
"Selama komunikasi rutin juga menunjukkan bahwa dia telah tersesat," ujarnya.
BERITA TERKAIT :Penikmat Duit Asuransi Kapal Di Pelni Gak Punya Hati?
Proyek Kapal Kemenhan Jika Masalah Bisa Rusak Prabowo
Ramsey mengatakan, biasanya jika ada masalah, kapal akan muncul ke permukaan. Jadi, entah kapal itu tidak dapat muncul ke permukaan atau sesuatu yang sangat dramatis terjadi secara instan.
Tipe kapal selam yang hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) itu adalah kapal buatan Jerman yang telah melayani lebih dari selusin Angkatan Laut di seluruh dunia selama setengah abad terakhir.
KRI Nanggala 402 seberat 1.300 ton adalah kapal selam serang diesel-listrik Type 209. Pembangunannya dimulai pada 1978 dan Indonesia menerima pengiriman pada Oktober 1981.
"Itu adalah kapal selam klasik," kata Wakil Laksamana Angkatan Laut Prancis Antoine Beaussant kepada AFP. "Itu memiliki tingkat keselamatan turun 250 meter, dan jika turun ke kedalaman 700 meter kemungkinan akan putus," katanya lagi.
KRI Nanggala dipasang kembali pada tahun 1989 di Jerman dan kemudian pada tahun 2012 di Korea Selatan, dengan sebagian strukturnya diganti dan ditingkatkan ke sistem propulsi, sonar, dan persenjataannya.
Menurut laporan Janes—media yang berspesialisasi dalam informasi militer, Angkatan Laut Indonesia memiliki kapal selam lain dengan model yang sama, KRI Cakra. Selain itu juga memiliki tiga model Type 209 berbeda yang dibangun baru-baru ini di Korea Selatan dan Indonesia.
Pada 1993 Indonesia juga memperoleh 39 kapal bekas bekas Angkatan Laut Jerman Timur. Dikembangkan pada 1960-an untuk menggantikan kapal era Perang Dunia II, Type 209 tidak pernah digunakan oleh Jerman tetapi menikmati kesuksesan sebagai ekspor dengan 61 dijual ke lebih dari selusin negara termasuk Yunani, India dan Turki.
Argentina mengerahkan Type 209 selama Perang Falklands melawan Inggris. Mesir akan menerima kapal keempat, Type 209/1400 yang dibangun di galangan kapal Jerman tempat kapal itu dikembangkan, yang sekarang dimiliki oleh raksasa industri Thyssenkrupp.
Perusahaan tersebut mengatakan di situs webnya bahwa Type 209 terinspirasi oleh kapal selam pascaperang Angkatan Laut Jerman, tetapi diperbesar untuk dapat beroperasi di perairan yang lebih dalam dan membawa lebih banyak peralatan.
Laporan AFP menyebut Type 209 adalah kapal selam non-nuklir terlaris di dunia Barat.