RN - Harun Masiku ternyata masih di Indonesia. Deteksi buron suap KPU ini diungkap Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri.
Firli menyatakan, tim bekerja sesuai ketentuan dan prosedur. Dia memastikan lembaganya terus melakukan perburuan terhadap tersangka buron, Harun Masiku.
"Jadi polemik tes wawasan kebangsaan (TWK) yang terjadi saat ini tidak akan menghambat pencarian buron," terang Firli, Minggu (30/5).
BERITA TERKAIT :Setyo Budiyanto Jadi Ketua KPK, Bakal Geber OTT Ke Koruptor
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Mantan deputi penindakan KPK ini mengatakan, KPK bekerja dengan sistem, mekanisme, dan prosedur sesuai ketentuan yang berlaku. Komisaris jenderal polisi ini menegaskan sukses lembaga antirasuah adalah kerja tim dan bukan hasil kerja individu.
Seperti diketahui, Harun Masiku dimasukan ke dalam daftar buronan oleh KPK pada 17 Januari 2020 lalu. Namun hingga saat ini, KPK maupun aparat penegak hukum lain belum dapat menemukan keberadaannya.
Harun merupakan tersangka kasus suap paruh antar waktu (PAW) Anggota DPR RI periode 2019-2024. Status itu dia sandang bersamaan dengan tiga tersangka lain, yakni mantan komisioner KPU Wahyu Setiawan, mantan anggota bawaslu Agustiani Tio Fridelia dan pihak swasta Saeful.
Wahyu disebut-sebut telah menerima suap Rp 900 juta guna meloloskan caleg PDIP Harun Masiku sebagai anggota dewan menggantikan caleg terpilih atas nama Nazarudin Kiemas yang meninggal dunia pada Maret 2019 lalu.
Sementara, TWK diikuti 1.351 pegawai KPK sukses menyingkirkan 75 pegawai berintegritas semisal penyidik senior, Novel Baswedan, Ketua Wadah Pegawai KPK yang juga penyidik Yudi Purnomo, Direktur Sosialisasi dan Kampanye Anti-Korupsi KPK Giri Suprapdiono dan Kasatgas KPK Harun Al-Rasyid.