RN - Tingginya harga kedelai membuat ribuan produsen tahu tempe di Tanah akan menggelar aksi mogok produksi massal selama tiga hari mulai 21-23 Februari 2022.
Sebanyak 7 ribu produsen tahu tempe yang tergabung dalam Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Daerah Jawa Barat, akan mogok produksi.
“Sekarang itu naik terus harganya. Tahun lalu masih sekitar Rp8 ribu-Rp9 ribu per kilogram. Nah, sekarang sudah Rp 10 ribu-Rp11 ribu lah di eceran gitu. Jadi ada keinginan mogok karena nggak ada turun-turunnya,’’ kata Ketua Puskopti Daerah Jawa Barat, Asep Nurdin, di Bandung, Senin (14/2/2022).
BERITA TERKAIT :27 Ribu Aplikasi Milik Pemerintah Bikin Jebol Rp 6,2 Triliun, Jokowi Tuding Cuma Orentasi Proyek
Tahun 2024, Pemerintah Kucurkan BOSP Rp57 Triliun, Bukti Kepedulian Jokowi Terhadap Pendidikan
Lanjut dia, aksi mogok produksi terpaksa dilakukan agar masyarakat mengetahui jika berdampak terhadap harga jual tempe dan tahu.
Besaran kenaikan harga jual tempe dan tahu yaitu 30 persen dari harga jual awal. Asep mencontohkan harga jual tempe dan tahu Rp4.000 menjadi Rp5.000.
"Ya itu terpaksa dinaikkan harganya oleh pengrajin. Jadi masyarakat tidak kaget kalau ada kenaikan ini. Karena kita awali dengan mogok atau berhenti produksi ini," ujar Asep.
Sebelumnya, kelompok yang sama telah melakukan aksi serupa pada Januari 2021. Sebab pada waktu itu, harga bahan baku tahu tempe berupa kedelai, mengalami kenaikan dari harga beli yang awalnya yaitu Rp6 ribu-Rp7 ribu per kilogram menjadi R 9.400-10 ribu per kilogram.