RN – Di tengah invasi negaranya ke Ukraina, mantan petenis putri Rusia, Maria Sharapova memilih cuek dan pergi menghadiri Paris Fashion Week 2022.
Maria Sharapova mendapatkan kehormatan hadir sebagai salah satu bintang di acara mode tahunan, Paris Fashion Week 2022 yang berlangsung mulai 28 Februari – 8 Maret 2022 ini.
Mantan petenis nomor satu dunia tersebut dipercaya untuk mengenakan pakaian salah satu merek ternama di dunia, Dior, di acara tersebut.
BERITA TERKAIT :Cari Bibit Baru, PTMSI DKI Geber Regenerasi Atlet Tenis Meja
Bantuan Duit Perang Dari AS Ke Israel & Ukraina Bikin Kusut Dunia
Lewat sebuah unggahannya di Instagram, Maria Sharapova memperlihatkan pakaian musim dingin, yakni outer panjang coklat muda dengan aksen hitam yang dipadukan dengan kemeja putih.
Maria Sharapova memadukan busananya dengan sebuah sepatu boots selutut warna hitam, tas jinjing hitam dan rambutnya digelung di leher. Riasannya terlihat sederhana namun cantik.
Di tengah kerumunan para wartawan dan orang-orang di sekitar, Maria Sharapova tampak percaya diri berjalan memperlihatkan detail busana Dior yang dia kenakan.
Di balik kepercayaan dirinya menghadiri acara Paris Fashion Week, petenis yang pernah lima kali memenangkan trofi grand slam itu mengaku menyimpan perasaan aneh.
Hal ini dia ungkapkan lewat sebuah postingan di Instagram Story akun pribadinya. Dia mengambil sudut sebuah ruangan dengan tulisan sebuah perasaannya saat ini.
“Sampai di Eropa dengan perasaan yang berbeda kali ini,” tulis Maria Sharapova yang juga memegang status residen permanen Amerika sejak 1994.
“Dengan hati yang berat dan harapan yang panjang untuk sebuah kedamaian dan yang terpenting untuk keamanan dan masa depan anak-anak kami,” lanjut Sharapova.
Pesan tersebut seolah-olah menyiratkan bahwa saat ini Maria Sharapova memikirkan korban dari ketegangan politik yang berujung invasi negaraya Rusia ke wilayah Ukraina sejak pekan lalu.
Sebagai orang yang berasal dari Rusia, Maria Sharapova tentunya tak ingin koflik tersebut berlansung lama. Dia memikirkan sisi kemanusiaan, di mana banyak warga sipil tak bersalah yang menjadi korban.