Senin,  13 May 2024

Putin Ancam Balik NATO, Menteri Rusia Malah Tuding Amerika Bandit Ekonomi 

NS/RN
Putin Ancam Balik NATO, Menteri Rusia Malah Tuding Amerika Bandit Ekonomi 
Vladimir Putin

RN - Presiden Rusia Vladimir Putin nampaknya tidak gentar. Semakin diancam, Putin semakin berani.

Dia memberi peringatan ke NATO. Mengutip AFP, ia mengancam soal konsekuensi dan bencana yang akan terjadi jika kekuatan itu berusaha menetapkan zona larangan terbang di Ukraina.

"Setiap gerakan ke arah ini akan kami anggap sebagai partisipasi dalam konflik bersenjata oleh negara itu," kata Putin, dikutip Minggu (6/3/2022).

BERITA TERKAIT :
Bantuan Duit Perang Dari AS Ke Israel & Ukraina Bikin Kusut Dunia 
Putin Menang Telak Pemilu Rusia, AS & Negara Barat Sebut Pemilu Curang

Hal ini ditegaskannya setelah munculnya desakan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke NATO. Ia mengkritik NATO karena menolak pemberlakuan larangan terbang.

NATO beralasan penutupan akan memicu perang dengan Rusia. Namun Ukraina menganggap alasan itu tak berdasar dan bisa menjadi cermin hipnosis lembaga tersebut bagi anggotanya sendiri.

"Mengetahui bahwa serangan dan korban baru tidak dapat dihindari, NATO secara sadar mengambil keputusan untuk tidak menutup langit di atas Ukraina," kata Zelenskyy dikutip dari ABC News, Sabtu.

"Semua orang yang akan mati mulai hari ini, akan mati juga karena Anda (NATO)."

Sementara itu, Rusia mengaku akan membalas Barat. Ini terkait sanksi ekonomi yang diberikan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya akibat serangan Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.

Bukan hanya mengancam respons, Rusia juga menyebut AS dan sekutunya "bandit ekonomi". Ini diutarakan Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov Sabtu.

"Seperti yang Anda pahami, harus ada respons yang sesuai terhadap para 'bandit ekonomi'," katanya dikutip Reuters.

"Ini tidak akan berarti Rusia terisolasi. Dunia terlalu besar bagi Eropa dan Amerika untuk mengisolasi sebuah negara, terlebih lagi negara sebesar Rusia."

Ia mengatakan perusahaan asing suatu saat pasti akan kembali ke negerinya. Rusia, tegasnya terlalu menarik untuk investor.

"Beberapa daerah kami sebenarnya sangat menunggu mereka (investor). Namun kami bisa tidak akan mengharapkan mereka lagi, karena tempat mereka akan diambil oleh perusahaan dari negara lain," tegasnya.

Sebelumnya serangan Rusia ke Ukraina memang membuat AS dan sejumlah negara, termasuk Eropa, Jepang, dan Singapura menjatuhkan sanksi. Hukuman diyakini akan memutus Rusia dari sistem ekonomi global.

Terbaru, AS tengah mempertimbangkan melarang impor minyak mentah Rusia. Sanksi itu sedang digodok di parlemen AS.