RN - Serangan bernuansa kebenciaan, hinaan dan fitnah bahkan beberapa diantaranya mengandung unsur SARA terlihat semakin masif dialamatkan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Ada semacam upaya yang dilakukan secara sistematis untuk memenuhi ruang publik terutama di media sosial dengan berbagai isu yang tidak benar soal sosok Anies Baswedan terutama di momen saat prestasi dan kinerja Gubernur DKI Jakarta ini diapresiasi publik luas.
“Dalam berbagai kesempatan saya sudah sampaikan, serangan-serangan seperti ini akan terus ada dan akan semakin menguat menjelang 2024. Yang bisa kita lakukan adalah menyebar informasi atau kabar semasif mungkin mengenai kinerja dan prestasi Pak Anies," kata anggota DPD RI, Fahira Idris, dalam keterangannya dikutip Sabtu (14/5/2022).
BERITA TERKAIT :Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden Dan Wapres, Jalan Imam Bonjol Bakal Macet Parah
Putusan MK, Anies Ngaku Ibarat Main Bola, Cak Imin Ogah Pusing
"Tentunya semuanya harus berdasarkan fakta dan data yang benar dan akurat," imbuhnya.
Fahira menegaskan publik sudah cerdas, paham bahwa berbagai serangan ini adalah kabar bohong bernuansa kebencian yang sengaja disebar pihak-pihak tertentu. "Jadi semua fitnah ini bisa ditenggelamkan dengan menyebar kabar mengenai geliat kemajuan yang dirasakan warga Jakarta saat ini,” jelasnya.
Menurut Fahira, para pemegang otoritas di negeri ini perlu mencermati situasi dan kondisi ruang publik menjelang gelaran Pemilu 2024. Jika saat ini tidak ada tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang begitu gemar dan leluasa menyebar fitnah terlebih bernuansa SARA, terutama kepada tokoh-tokoh yang digadang-gadang akan maju dalam kontestasi Pilpres 2024, maka tujuan pemilu sebagai proses pendewasaan demokrasi di Indonesia tidak akan pernah terwujud.
Seiring kemajuan teknologi informasi, penyebaran berita bohong, disinformasi, dan provokasi menjadi tantangan besar gelaran Pemilu 2024. Oleh karena itu, sedini mungkin harus ada pernyataan, kebijakan dan tindakan yang tegas dari pemilik otoritas terhadap pihak-pihak yang gemar mengeruhkan ruang publik dengan menyebar fitnah dan memanfaatkan even demokrasi untuk memecah belah dan mengadu domba sesama anak bangsa.
"Upaya-upaya seperti ini tentunya harus dilawan terutama dengan cara-cara yang elegan dan tidak reaktif," tuturnya.
Namun, lanjut Fahira, jika fitnah yang disebar semakin menjadi-jadi mungkin perlu dipikirkan juga untuk menempuh cara-cara lain yang lebih tegas yaitu lewat koridor hukum. Langkah ini perlu juga ditempuh sebagai peringatan tegas dan efek jera.