Rabu,  24 April 2024

Ratusan Hewan Ternak Kena PMK, Jangan Makan Daging Dari Jateng Dulu Ya 

NS/RN
Ratusan Hewan Ternak Kena PMK, Jangan Makan Daging Dari Jateng Dulu Ya 
Ilustrasi

RN - Ratusan hewan ternak di Jawa Tengah kena penyakit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hasil temuan, Polda Jawa Tengah ada 237 hewan terindikasi terpapar penyakit tersebut.

Satgas Pangan Polda Jateng menyebutkan, wilayah yang terdampak PMK meliputi Kabupaten Banjarnegara, Boyolali, Rembang, Wonosobo, Banyumas, Purbalingga, dan Klaten. Sedangkan wilayah suspect yaitu Kota Semarang, Kabupaten Pemalang, Semarang, Batang, dan Cilacap.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi mengeluarkan Surat Telegram kepada jajarannya untuk mengambil tindakan. 

BERITA TERKAIT :
Raka Durian Depok, Berawal Dari Usaha Frozen Sampai Memiliki Lima Cabang
Kejam, Pria Muslim Dituduh Bawa Daging Sapi Lalu Dibunuh

"Penambahan ternak terduga (suspect) pada tanggal 14 Mei 2022 sejumlah 122 ekor. Jumlah total kumulatif ternak terduga sejumlah 237 ekor," kata Luthfi.

"Dilakukan uji sampel di BBVet (Balai Besar Veteriner) Wates sejumlah 61 sampel dengan hasil 37 ekor positif virus PMK," lanjutnya.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Iqbal Alqudusy mengungkapkan sejumlah langkah dari Irjen Luthfi yang dilakukan jajarannya. Mulai dari membuat petunjuk dan arah (jukrah) serta pedoman ke jajaran untuk selanjutnya disosialisasikan langsung ke masyarakat melalui sebaran brosur dan media sosial. Pihaknya juga melakukan penyemprotan disinfektan ke kendang-kandang peternakan dan rumah potong dan mengisolasi hewan ternak yang terpapar.

"Melakukan pencegahan penyebaran dengan surveilans (pengamatan yang sistematis dan terus menerus) dan memperketat pemeriksaan lalu lintas penjualan serta pergerakan hewan ternak," ucap Kombes Iqbal Alqudusy.

Aman Dikosumsi

Daging yang terkena PMK ternyata aman dikosumsi. Hal ini ditegaskan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. 

"Daging yang terkena, dengan prosedur tertentu dengan pendekatan teknis dan lain-lain, masih bisa atau masih aman dikonsumsi oleh manusia," kata Syahrul dalam konferensi pers virtual, Rabu, 11 Mei 2022.

Menurut dia, daging yang tidak boleh dikonsumsi adalah yang berada di tempat-tempat yang langsung terkena PMK, misal organ-organ kaki yang harus diamputasi, jeroan, mulut, terkait bibir, dan lidah. "Cuma itu yang memang tidak direkomendasi, tapi yang lain masih direkomendasikan (untuk dimakan)," kata dia.

Dilansir dari Antara, pakar Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Mustofa Helmi, mengatakan daging sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) aman untuk dikonsumsi asalkan melalui proses pelayuan terlebih dahulu. 

"Proses pelayuan adalah metode dengan cara daging digantung untuk menurunkan PH dari daging," ujarnya.

Menurut Mustofa, dalam proses pelayuan akan terjadi enziminasi secara otomatis yang akan mampu menurunkan kontaminasi dari virus PMK. "Jadi aman dikonsumsi masyarakat. Sebetulnya tanpa dilayukan dan langsung dimasak bisa saja, mati semua virusnya. Tapi kan tangan akan mudah tercemar," katanya.

Dilansir dari Bisnis, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, juga meminta masyarakat tidak panik menyikapi PMK karena virus ini tidak menular ke manusia, sedangkan ternak yang terjangkit bisa disembuhkan.

Mustofa juga mengatakan hal yang sama. Menurut dia, virus PMK merupakan suatu virus jika menyerang hewan sapi dapat sembuh sendiri, yakni saat hari ke-14 sampai 21 terlewati akan terjadi tingkat kebaikan kesembuhan. "Sudah sembuh sudah membaik. Jadi, tingkat mortalitas sangat rendah untuk sapi dewasa," katanya.

Hal itu berbeda jika PMK menyerang anak sapi yang usianya enam bulan karena tingkat mortalitasnya (kematian) sangat tinggi, yakni mencapai 50-60 persen. "Ini disebabkan karena virus pada anak sapi tidak hanya menyerang teracak kaki, tetapi mampu menembus miocardium otot jantung dari anak sapi, sehingga jika anak sapi mati terdapat bercak pada jantungnya," kata dia.