Jumat,  22 November 2024

Ada Aktor Politik

Pak Filri, Dengar Nih Saran Dari Eks Pimpinan KPK Untuk Cokok Harun

NS/RN
Pak Filri, Dengar Nih Saran Dari Eks Pimpinan KPK Untuk Cokok Harun

RN - Eks Wakil Ketua KPK Saut Situmorang memberikan tips jitu. Untuk menangkap buronan ternyata tidak sulit alias mudah.

Yang menjadi aneh adalah kenapa Harun sulit ditangkap. Apakah ada aktor yang melindungi Harun?

Saut menanggapi soal kinerja KPK dalam memburu buron Harun Masiku. Menurutnya, penggunaan teknologi mestinya mempermudah pencarian Harun Masiku.

BERITA TERKAIT :
Setyo Budiyanto Jadi Ketua KPK, Bakal Geber OTT Ke Koruptor
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor

"Mungkin mereka (KPK) nggak paham ya menurut saya ya, kalau mereka sekarang dengan teknologi kan nggak susah mencari orang itu, yang lebih sulit dari dia (Harun Masiku) bisa dicari kok," ungkap Saut Situmorang saat dihubungi, Kamis (26/5/2022).

"Gitu saja, cuma kita nggak niat kalau saya bilang, nggak niat," tambahnya.

Saut menanggapi soal perkataan eks pegawai KPK Harun Al Rasyid yang mampu menangkap Harun Masiku. Menurutnya, penangkapan Harun Masiku tidak sesulit yang dianggap selama ini.

"Secara teknologi, orang itu si Harun saja bilang, 'kasih gua, gua ambil sore', dia berani ngomong kayak gitu. Itu kan berarti udah tahu di mana, di mana dia bertempat tinggal, paling nggak, nggak sesusah seperti yang dibayangkan sekarang," kata Saut.

Menurut Saut, KPK hanya menganggap Harun Masiku sebagai aktor biasa. Oleh sebab itu, pencariannya hingga kini masih belum membuahkan titik terang.
"Musuh negara itu koruptor, itu yang menyebabkan kemiskinan, yang menurut saya mereka mendefinisikannya salah. Sehingga dianggapnya, seperti biasa-biasa. Sehingga ya kemudian ya nggak berbuat apa-apa. Saya bilang, mereka nggak berpikiran bahwa koruptor itu musuh negara yang menyengsarakan rakyat, gitu," sambungnya.

Kemudian Saut juga berkomentar soal keterlibatan aktor politik dibalik buronnya Harun Masiku. Saut menduga saat ini ada pihak yang campur tangan dalam perkara tersebut.

"Kalau pun ada orang bilang politik-politik, justru menjadi pertanyaan adalah politik mana yang campur-campur tangan itu gitu. Bukan KPK-nya yang politicking, tapi ada orang yang campur di situ, yang ikut-ikut mempengaruhi KPK, sehingga more than politik sekarang," ujarnya.