RN - Gelaran Simposium Internasional XIV Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia) resmi ditutup pada Jumat (26/8/2022) lalu.
Simposium internasional ini merupakan agenda tahunan pertemuan para pelajar Indonesia yang berkuliah di luar negeri. Tahun ini digelar di Jakarta bertepatan momentum 100 tahun PPI. PPI Dunia di dalamnya beranggotakan 60 PPI yang tersebar di 60 negara.
Simposium internasional ini dibuka langsung Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim di Kemendikbud, Jakarta.
BERITA TERKAIT :Dukung Peningkatan Literasi Keuangan Di Kalangan Pelajar, Bank DKI Gelar Sosialisasi Tabungan SimPel dan Program KEJAR
Pemberian Kondom ke Pelajar, Bang Dailami: Ajaran Sesat
Sejumlah tokoh dan pakar hadir memberikan ceramah dalam bentuk diskusi. Beberapa tokoh yang hadir di antaranya Ketua Umum ICMI yang juga Rektor IPB University, Arif Satria, Menteri BUMN Erick Thohir, hingga Komisaris Telkomsel Whisnutama Kusubandio (Komisaris Telkomsel).
Agenda ini juga diisi pameran kampus dan sharing session cara berkuliah di luar negeri. Ratusan orang hadir setiap harinya di Kemendikbudristek.
Dalam rangkaian agenda Simposium Internasional ini juga digelar Kongres Internasional di Asrama Haji Jakarta. Di mana salah satu agendanya memilih Koordinator PPI Dunia periode 2022-2023.
Achyar Al Rasyid, mahasiswa S3 Tianjin University dari PPI Tiongkok, pun terpilih secara aklamasi melalui proses musyawarah dan mufakat 60 PPI negara.
"Amanah dan kepercayaan itu adalah suatu tugas berat dari rekan-rekan, tapi saya akan berusaha sebaik mungkin membawa PPI Dunia ini menjadi lebih progresif, berdampak positif pagi seluruh pelajar Indonesia di seluruh dunia, serta berkontribusi nyata bagi Bangsa dan Negara Indonesia", ujar Achyar yang mengusung visi "Pelajar Indonesia Maju, Indonesia Jadi Bangsa Pemenang" ini.
"Saya akan mengajak bersama-sama 62 PPI negara diseluruh dunia untuk berkontribusi bagi bangsan dan negara," imbuhnya.
Achyar menyatakan siap berkolaborasi dengan pemerintah leat kerja sama strategis yang melibatkan para pelajar Indonesia di seluruh dunia.
"Saya ingin pelajar bisa membantu ekspor perdagangan Indonesia ke luar negeri, karena pelajar potensinya besar, seperti sudah pasti bahasa asingnya bagus dan punya banyak waktu di negera tempat belajar, serta memiliki sifat kepeloporan yang tinggi, tinggal bagaimana kita mau untuk bermitra dengan pemerintah saja, sehingga ruang itu terbuka," ujar wakil ketua Tantidziyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Tiongkok ini.