RADAR NONSTOP - Sejak Senin 24/12/2018 malam terdengar suara dentuman seperti bom di langit OKU (Ogan Komering Ulu) raya.
Warga setempat sempat kebingungan darimana asal suara tersebut, warga pun saling bertanya satu sama lain. Hingga selasa siang 25/12/2018 suara tersebut masih terdengar lebih dari 3 kali.
"Suaranyo kenceng nian,kaco rumah sampe begetar, bedendum suaronyo macam bom, perkiraan kami suaro itu dari latihan TNI di Puslatpur,” ujar warga Lubuk Raja, Desa Batuwinangun, Batumarta, Karyono, kepada RADAR NONSTOP, Rabu (26/12/2018).
BERITA TERKAIT :Pokir DPRD Kota Bekasi Jangan Jadi Alat Tutup Mulut
Pokir Sumber Korupsi, Begini Cara Main DPRD Dengan Kepala Daerah
Ari Supriyatna yang juga warga wilayah tersebut menambahkan, suara itu mirip bom yang sangat keras, kita disini (blok m Batuwinangun) sangat terasa efeknya.
Begitu cepat beredar kabar suara tersebut hingga ramai diperbincangkan di media sosial.
Kapendam II Sriwijaya Kolonel Infantri, DJohan Darmawan membenrkan adanya suara dentuman misterius tersebut. Namun suara dentuman itu bukan berasal dari kegiatan latihan tempur TNI.
BMKG juga ikut berkomentar dengan adanya suara misteri yang terdengar dilangit oku, dari infogrub whatsap BMKG SMB (Sultan Mahmud Badaruddin) II menyatakan tidak ada cuaca signifikan sekitar wilayah OKU.
Sementara itu, pantauan Citra Radar Senin (24/11/2018) dari pukul 19.00 wib sampai dengan Selasa 25/11/2018 pukul 01.00 wib tidak ada indikasi parameter cuaca yang menyebabkan suara di Kabupaten OKU.
"Terkait suara yang terdengar di langit di sebagian wilayah Sumsel pada malam hari 24 Desember 2018. Analisis sementara, tercatat dari pantauan citra Radar dan Satelit Cuaca di Stasiun Meteorologi SMB II Palembang tidak ada indikasi parameter cuaca yang menyebabkan suara tersebut. Demikian informasi dari kami," kata Nandang, kepala Seksi (Kasi) Observasi dan Informasi BMKG Kenten Palembang, saat dikonfirmasi, Selasa (25/12/2018).
Terkait isu soal keterkaitan suara tersebut dengan aktivitas Gunung Krakatau, Nandang tak bisa memberikan keterangan secara terperinci, lantaran membutuhkan pembuktian ilmiah.
"Bila terkait pergerakan vulkanologi dan cincin api Asia, yang lebih berkompeten menyampaikan adalah Badan Geologi atau PVMBG, dan bila ada kaitannya dengan anak Krakatau tersebut perlu narasi dari pembuktian ilmiah," ujarnya.
Perlu kajian ilmiah Secara terpisah, Kepala Pos Pengamat Gunung Api Dempo dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Mulyadi mengatakan, perlu kajian secara ilmiah untuk memastikan sumber suara dentuman keras di Kabupaten OKU.
Mulyadi pun tak bisa memberikan keterangan terperinci, apakah suara dentuman itu terjadi akibat aktivitas anak Gunung Krakatau atau bukan.
"Tupoksi saya hanya sebatas Gunung Dempo, tak sampai ke sana (Gunung Krakatau),"ujarnya.
Sumatera Selatan sendiri diketahui mempunyai satu gunung berapi aktif di kota Pagaralam. Gunung Dempo yang memiliki ketinggian 3.159 meter di atas permukaan laut itu saat ini, menurut Mulyadi, dalam kondisistatus normal.
"Sejak kemarin 21 November 2018 pukul 15.00 WIB, tingkat aktivitas Gunung Dempo, rekomendasi dari pusat PVMBG diturunkan statusnya.
Tadinya waspada level 2, sekarang sudah turun statusnya ke normal," ujar Mulyadi.
Mulyadi menerangkan, Dempo dikenal sebagai gunung berapi aktif dan hanya mengeluarkan reaksi freatik atau abu vulkanik.
Kejadian itu pun pernah terjadi pada tahun 2006 lalu. Jika Dempo mengalami aktivitas dan terjadi getaran akibat gempa tektonik, menurut Mulyadi, hal itu tidak akan mungkin berdampak hingga ke Kabupaten OKU.
"Untuk dampak jika terjadi abu vulkanik biasanya hanya terkena di wilayah terdekat, seperti kawasan Jarai, atau sekitar Pagaralam, tergantung arah angin. Kalau pun terjadi reaksi gempa tektonik, tidak akan juga sampai ke sana terlalu jauh," jelasnya.
Gunung Dempo, sambung Mulyadi, pernah mengalami reaksi dengan mengeluarkan suara gemuruh pada tahun 1818.
Sejak itu, sampai sekarang, aktivitas suara pun tak pernah lagi terjadi.
"Sampai sekarang belum pernah (suara gemuruh), dari catatan sejarah terakhir terjadi pada 1818," jelas dia.
Suara dentuman meluas
Setelah di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), warga Ogan Ilir (OI) juga mendengar suara dentuman pada Selasa (25/12/2018) malam.
Suara dentuman itu setidaknya telah tiga kali terdengar. Arini (31) salah satu warga Kabupaten OI mengatakan, suara dentuman tersebut terdengar pada pukul 20.00 WIB.
"Malam ini terdengar tiga kali, siang tadi dua kali," ucap Arini.
Kata Arini, peristiwa itu sudah berlangsung sejak Senin (24/12/2018) kemarin, mulai dari siang hingga malam.
"Lebih dari lima kali suara dentuman itu sejak Senin kemarin, tidak tahu dari mana sumbernya," kata dia.
Warga sempat mengira suara itu berasal dari ledakan salah satu mesin milik PTPN VII di Kabupaten Ogan Ilir. Setelah diselidiki, pihak PTPN mengaku seluruh mesin mereka dalam kondisi normal.
"Warga sih biasa saja, tidak terlalu bagaimana (panik). Kemarin dikira suara meledak mesin PTPN, tetapi ternyata tidak ada, bingung jadi dari mana. Ada juga yang mengira jika ada TNI latihan," tandasnya.