Jumat,  22 November 2024

Ginjal Warga Indonesia Kenapa Laku, Dimintai Singapura Dan Kamboja  

RN/NS
Ginjal Warga Indonesia Kenapa Laku, Dimintai Singapura Dan Kamboja  
Sindikat penjual ginjal ke Kamboja.

RN - Sindikat penjualan ginjal diungkap. Ginjal-ginjal warga Indonesia itu laku dan diminati berbagai negara dari Singapura dan Kamboja.

Salah satu tersangka TPPO, Hanim (41) menceritakan awal mula dirinya terlibat sindikat jual ginjal di Kamboja. Hanim rupanya mantan korban jual ginjal.

Semua bermula pada tahun 2018. Saat itu, kondisi perekonomian yang buruk membuat Hanim mencari-cari informasi tentang jual ginjal di internet.

BERITA TERKAIT :
Wang Tong Dan Tongkat Arab Bahaya, Obat Herbal Rawan Ginjal
Marak Gagal Ginjal Anak, Senator DKI Minta BBPOM Cek Makanan Dan Minuman Kantin Sekolah

"Saya cuma ngelihat postingan-postingan dari situ itu ada yang isi postingan itu 'dibutuhkan donor ginjal A, B, AB , atau O, syaratnya ini ini ini' setelah itu saya inbox akun yang mem-postingnya. Setelah ada respon saya kirim persyaratannya lewat messenger. Setelah itu saya langsung disuruh ke kontrakan brokernya itu di sekitaran Bojong Gede," ujar Hanim kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jumat (21/7/2023).


Hanim menyebut proses donor ginjal terjadi di salah satu rumah sakit di Jakarta. Namun, tahapannya banyak. Selain itu, harus ada pula izin dari keluarga bila hendak mendonorkan ginjal. Tapi, kala itu, istri Hanim tak setuju terkait rencana ini.

"Setelah saya gagal di sana, kemudian saya menunggu di rumahnya broker itu dengan dalih saya ngomong ke istri kerja proyek. Setelah satu tahun saya menunggu disitu," tambah Hanim.

Hanim bersama broker memutuskan untuk berangkat ke Kamboja. Hanim berangkat bersama 2 temannya yang juga hendak mendonorkan ginjalnya.

Setelah proses medical check up, Hanim dan seorang temannya lolos. Sementara 1 calon pendonor lagi gagal.

"Kemudian saya dipertemukan oleh pasien, saya dapat pasien dari Singapura dan kemudian teman saya pasiennya dari Indonesia juga. Besoknya itu dilakukan operasi, setelah operasi masa penyembuhan sekitar 10 hari dan saya kembali ke Indonesia, saya istirahat di Indonesia sekitaran satu-dua bulan," lanjut Hanim.

Hanim mengaku dibayar Rp 120 juta untuk donor Ginjal. Gayung bersambut, pada Juli 2019, Hanim diminta oleh brokernya untuk menjadi koordinator donor ginjal di Kamboja.

"Waktu itu saya bawa dua orang (untuk donor ginjal)," lanjut Hanim.

Selama di Kamboja, ia ditugasi mengatur konsumsi pendonor ginjal. "3 mingguan saya memberangkatkan lagi sekitar 6 orang termasuk 2 orang yang di sana," ucapnya.

Kelilit Utang

Ketua DPR RI Puan Maharani mendesak polisi mengungkap otak dari penjualan ginjal. Penjualan ginjal ke Kamboja kata Puan harus ditumpas.

Diketahui, korban yang menjual ginjal rata-rata adalah terlilit utang dan himpitan ekonomi.

"Pengungkapan kasus ini meminimalisir jatuhnya korban selanjutnya. Praktik perdagangan organ tubuh ke luar negeri adalah pelanggaran serius dan merupakan tindakan kriminal yang tidak dapat ditoleransi," kata Puan dalam keterangannya, Jumat (21/7/2023).

Polisi juga menangkap seorang oknum pegawai Imigrasi yang bertugas di Bandara Ngurah Rai, Bali, berinisial AH karena menyalahgunakan wewenang. AH menerima sejumlah uang dengan membantu pengurusan keberangkatan para sindikat.

Sementara 9 tersangka lainnya adalah para korban praktik perdagangan organ tubuh yang kemudian direkrut oleh jaringan internasional, untuk kembali mencari mangsa di tanah air. Serta seorang lainnya yang berinisal H merupakan penyambung antara korban dengan rumah sakit tempat transplantasi dilakukan. Polisi masih memburu pelaku lainnya.

Puan meminta kasus ini diusut tuntas. Dia berharap polri bekerja profesional dalam mengusut kasus TPPO tersebut.

"Kami juga berharap pihak kepolisian bisa bekerja profesional dalam mengusut oknum anggotanya yang terlibat dalam kasus ini, termasuk oknum dari pihak Imigrasi," ujar Puan.

Lebih lanjut, Puan mendorong Polri mencari otak di balik terciptanya sindikat perdagangan organ tubuh itu. Puan juga meminta Polisi menelusuri kemungkinan adanya pihak berwemang lain yang terlihat dalam kasus perdagangan organ tubuh ke Kamboja.

"Ini adalah praktik yang besar risikonya. Harus ditelusuri bagaimana para sindikat selama ini aman melangsungkan kejahatan mereka. Apalagi sindikat menjaring orang-orang, jadi harus diketahui upaya dan pihak mana-mana saja yang dapat meloloskan keberangkatan hingga transaksi mereka," ungkapnya.

Puan pun meminta Pemerintah untuk melakukan kerja sama dengan Kamboja dan negara-negara lain yang terindikasi juga menjadi lokasi praktik perdagangan organ tubuh. Sehingga, pengusutan kasus ini akan berjalan tuntas.

"Kerja sama internasional dengan negara-negara terkait sangat penting. Berbagi informasi dan kerja sama dengan agen penegak hukum dari negara lain juga dapat membantu mengungkap sindikat perdagangan organ secara lebih efektif," terang Puan.

Puan menyoroti laporan Kementerian Sosial yang menyebut masalah kemiskinan menjadi salah satu faktor pemicu kasus perdagangan ginjal tersebut terjadi. Puan mengaku miris rata-rata korban nekat menjual ginjalnya karena masalah ekonomi, termasuk akibat terlilit utang.

"Beberapa orang mungkin tergoda untuk menjadi pendonor ginjal ilegal karena menghadapi kesulitan ekonomi yang serius. Mereka mungkin merasa terdesak oleh kebutuhan mendesak untuk mendapatkan uang dan menganggap pendonoran ginjal sebagai cara cepat untuk mendapatkan uang. Fenomena seperti ini sungguh sangat menyedihkan. Negara harus bisa hadir untuk memutus rantai kejahatan yang dipicu akibat masalah ekonomi," ujarnya.

Puan menilai pemerintah harus mencari cara terbaik untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia sehingga semua masyarakat dapat hidup sejahtera. Puan mengimbau pemerintah memprioritaskan pengentasan kemiskinan di Indonesia agar faktor ekonomi tidak lagi memicu terjadinya aksi-aksi kejahatan.

"Pastikan kembali program-program pro rakyat tepat sasaran. Sehingga warga yang membutuhkan bisa memanfaatkan bantuan-bantuan dari Pemerintah dan tidak ada lagi yang terpaksa melakukan kejahatan karena kesulitan ekonomi. Kami di DPR akan mendukung pula program-program inklusif serta komprehensif agar bantuan dapat terserap optimal kepada masyarakat yang berkekurangan. Ini tugas kita bersama," ucapnya.