Sabtu,  27 April 2024

Susah Tidur Dan Gelisah, Warga Jakarta Banyak Yang Depresi

RN/NS
Susah Tidur Dan Gelisah, Warga Jakarta Banyak Yang Depresi
Ilustrasi

RN - Warga Jakarta banyak yang depresi. Tanpa sadar warga yang depresi biasanya terjangit susah tidur dan dan gelisah.

Selain itu gejala depresi juga mengidap jika cepar emosi dan terbawa amarah. Gejala depresi ada beragam, tapi bagi yang tidak mengetahuinya, gejala-gejala tersebut terkadang dianggap sebagai kondisi umum dan terabaikan. 

Padahal jika gejala depresi tidak segera diatasi, maka bisa menimbulkan masalah kesehatan baik secara fisik maupun mental.

BERITA TERKAIT :
Jawaban Malu-Malu Risma Saat Didorong Jadi Gubernur Jakarta 
Yusril Diklaim Jadi Menko Polhukam, Yang Lain Jangan Baper Ya... 

Dikutip dari Mayo Clinic, depresi adalah kelainan mood yang menyebabkan munculnya perasaan sedih dan kehilangan minat terhadap banyak hal yang disenangi. Dalam istilah medis, depresi disebut juga dengan major depressive disorder.

Depresi dapat memengaruhi cara seseorang berpikir dan berperilaku, serta memicu munculnya beragam masalah baik secara emosional maupun fisik. Orang yang mengalami depresi cenderung kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tak hanya itu, pengidap depresi juga kerap merasa hidup tidak bermakna.

Berbeda dengan keyakinan banyak orang, depresi bukanlah permasalahan yang bisa hilang begitu saja dengan sendirinya. Kebanyakan kasus depresi membutuhkan penanganan jangka panjang hingga akhirnya bisa sembuh secara total. Karena itu, orang-orang yang mengidap depresi sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dan orang terdekat.

Baca Edisi Cetak Radar Nonstop. Anti Hoax Dan Terbit Setiap Hari Senin-Jumat

1. Sering Merasa Sedih dan Putus Asa
Gejala depresi yang paling sering dialami oleh pengidapnya adalah perasaan sedih dan putus asa. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan munculnya perasaan ini.

Misalnya, ada pengidap depresi yang menganggap dirinya tidak berharga. Sehingga, apapun yang dia lakukan sia-sia dan tidak bermanfaat. Pemikiran inilah yang kemudian memicu perasaan putus asa tersebut.

Pada kasus lainnya, perasaan sedih dan putus asa juga bisa muncul akibat isolasi atau kesepian. Bahkan, situs Mental Health America menyebut kalau isolasi dan kesepian menempati urutan tiga teratas alasan seseorang mengalami masalah mental.

2. Kehilangan Minat
Gejala umum lainnya yang dialami oleh pengidap depresi adalah kehilangan minat terhadap hal-hal yang sebelumnya disenangi. Banyak yang salah mengartikan gejala ini sebagai bosan belaka. Padahal, bosan dan kehilangan minat akibat depresi adalah dua hal yang berbeda.

Orang yang bosan biasanya akan mencari hal atau aktivitas baru yang bisa membuatnya tertarik. Namun, orang yang mengalami depresi merasa tidak ada gunanya memiliki hobi atau sesuatu yang menyenangkan. Alhasil, pengidap depresi cenderung tidak lagi mencari hal-hal baru untuk dilakukan ketika sudah kehilangan minatnya.

3. Sering Lelah dan Susah Tidur
Depresi juga bisa menyebabkan gejala berupa kelelahan dan susah tidur. Dikutip dari laman John Hopkins Medicince, lebih dari 70 persen pengidap depresi mengalami insomnia atau susah tidur. Kondisi ini disebabkan oleh stres dan kekhawatiran yang membuat terjaga di malam hari, sehingga merusak kualitas tidur.

Karena kualitas tidurnya terganggu, orang yang mengidap depresi cenderung merasa lelah setiap saat. Kelelahan inilah yang nantinya membuat pengidap depresi mager untuk beraktivitas, dan lama-kelamaan kehilangan minat terhadap hal-hal yang disenangi.

4. Selalu Gelisah
Depresi dan gelisah adalah dua hal yang sering muncul secara bersamaan. Biasanya, gejala gelisah ditandai dengan:

Gugup dan tegang
Senantiasa merasa dalam bahaya
Jantung berdetak cepat
Napas cepat
Keringat berlebihan
Gemetar
Sulit berkonsentrasi

5. Gampang Marah
Pada pria, salah satu gejala depresi yang kerap muncul adalah agitasi atau sering marah. Bahkan, gejala ini bisa muncul akibat hal yang sangat sepele sekalipun.

Menurut studi pada 2018, pria lebih kesulitan mengenali gejala depresi yang samar, seperti mudah marah atau perasaan kuat lainnya. Hal ini membuat pria lebih jarang menjalani pengobatan untuk mengatasi depresi yang dialaminya.

Jika dibiarkan, ketidaktahuan tersebut bisa memicu munculnya perilaku yang menyimpang, seperti mengonsumsi minuman keras atau menyalahgunakan obat-obatan terlarang.

6. Perubahan Pola Makan dan Berat Badan
Depresi juga dapat menimbulkan gejala gangguan pola makan. Pada sebagian orang, depresi bisa membuatnya kehilangan nafsu makan. Sementara pada beberapa kasus lainnya, depresi justru bisa membuat pengidapnya ingin makan terus menerus.

Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang drastis terhadap berat badannya. Alhasil, seseorang yang mengidap depresi bisa saja memiliki tubuh yang sangat kurus atau sangat gemuk.

7. Membayangkan Kematian
Gejala depresi yang paling mengkhawatirkan adalah ketika pengidapnya mulai membayangkan kematiannya sendiri. Orang yang sudah depresi parah dan merasa sangat putus asa terkadang akan mulai berandai-andai jika dirinya sudah meninggal, apakah orang-orang akan menyesali kepergiannya, atau apakah hidup orang-orang yang disayangi menjadi lebih baik setelah kepergian dirinya. Pikiran-pikiran seperti itulah yang kemudian bisa membuat pengidap depresi memiliki keinginan untuk bunuh diri.

Orang-orang yang mulai memikirkan untuk bunuh diri biasanya akan menunjukkan tanda-tanda, seperti bertanya pada keluarga atau orang terdekat apa yang mereka rasakan ketika dirinya tiada. Pada kasus yang lebih ekstrem, pengidap depresi bisa saja nekat dan langsung melakukan percobaan bunuh diri. Jika merasa orang di sekitar menunjukkan perilaku seperti di atas, segera bujuk dan ajak untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.