Sabtu,  18 May 2024

Ahok Mulai Serang Pj Gubernur Jakarta HBH, Pernyataan Pedas Dan Menohok?

RN/NS
Ahok Mulai Serang Pj Gubernur Jakarta HBH, Pernyataan Pedas Dan Menohok?

RN - Eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok muncul. Dia mulai menyerang kebijakan Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono.

Yang dikritik adalah program penonaktifan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Kritikan ini disampaikan Ahok lewat kanal Youtube pribadinya (Panggil Saya BTP).

Dalam video tersebut Ahok menyebut, kebijakan penonaktifan NIK tersebut justru bakal membuat repot banyak orang.

BERITA TERKAIT :
Ponakan Prabowo Dilirik Golkar, Mimpi Ariza Jadi Gubernur Jakarta Omon-Omon Doang
Tinggal di Jateng, Jatim, Banten, Bali Dan NTB Hingga Lampung, Tapi KTP Masih Jakarta  

Terlebih, banyak warga Jakarta yang saat ini tinggal di daerah lain karena tuntutan pekerjaan.

“Misalnya anda ditugaskan kerja di luar kota sampai enam bulan atau setahun. Masa anda harus kehilangan KTP anda di Jakarta?,” ucap Ahok dikutip, Sabtu (4/5/2024).

“Betapa repotnya anda mesti mengurus segala hal hanya gara-gara bekerja (di luar Jakarta),” tambahnya menjelaskan.

Sebagai kota metropolitan, Jakarta seharusnya tak perlu lagi mempermasalahkan NIK atau KTP warganya.

Sebab sudah menjadi kewajaran banyak warga daerah lain yang mengadu nasib di Jakarta.

Apalagi saat ini pendataan warga juga sudah dilakukan secara nasional.

Ahok pun menyarankan supaya Pemprov DKI melakukan pendataan kependudukan sesuai dengan aset yang dimiliki.

Sebagai contoh, warga yang masih memiliki aset di Jakarta maka tetap diperbolehkan mempunyai KTP DKI.

“Misalnya saya sekarang tinggal di Kota Bekasi, kalau saya sudah tidak punya rumah di Jakarta, ya saya harus pindah (KTP) ke Bekasi dong. Tapi kalau saya ada rumah dua (satunya di Jakarta), ya enggak bisa gitu dong (NIK dinonaktifkan),” ujarnya.

“Nanti sertifikat rumah di Jakarta atas nama siapa? Nanti jualnya bagaimana? Mobil yang saya beli bagaimana hanya gara-gara saya kerja di luar kota,” tambahnya menjelaskan.

Ahok menambahkan, Pemprov DKI seharusnya juga bisa memfasilitasi warga yang kerja di Jakarta dengan syarat orang tersebut bisa menunjukan buktinya.

Dengan demikian diharapkan orang tersebut bisa tinggal di dekat tempat kerjanya, sehingga kendaraan yang masuk Jakarta juga bisa dikurangi.

“Orang yang tidak punya KTP di Jakarta pun, selama dia kerja di Jakarta, bisa menunjukkan dia adalah pegawai yang bekerja di perusahaan yang berkantor di Jakarta, dia boleh tinggal di apartemen sewa yang murah yang dibangun pemda untuk mengatasi kemacetan,” tuturnya.

Atas dasar itu, politikus PDI Perjuangan ini menilai penonaktifan NIK bukan merupakan program penting yang harus dijalankan.

Ia justru menyebut, Pemprov DKI era Heru Budi seharusnya menyelesaikan persoalan di Jakarta, bukan fokus pada hal-hal administratif yang justru cenderung memberatkan warga.

“Jadi jangan merepotkan orang lah, kita fokus  pada apa yang membuat perut warga Jakarta kenyang, pikirannya tenang, sama dompetnya penuh. Itu saja yang kita fokus,” kata Ahok.