Minggu,  08 September 2024

Jamaah Haji Dilarang Pegang Unta, Cegah Virus MERS-CoV Masuk Indonesia  

RN/NS
Jamaah Haji Dilarang Pegang Unta, Cegah Virus MERS-CoV Masuk Indonesia  

RN - Seluruh jamaah haji asal Indonesia diminta tidak memegang unta. Hal ini untuk menghindari penularan Middle East Respiratory Syndrome (MERS).

Himbauan itu diucapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). "Virus MERS-CoV erat berkaitan dengan infeksi manusia dari unta tunggangan di beberapa negara Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan," tegas Direktur Surveilans Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kemenkes Achmad Farchanny Tri Adryanto.

"Jangan sering jalan-jalan di sana, ke pasar cari oleh-oleh, apalagi kalau jalan-jalannya ke peternakan unta. Fokuslah dengan ibadahnya, ke Masjid Nabawi atau ke Masjidil Haram untuk ibadah," kata Farchanny dikutip dari situs resmi Kemenkes, Jumat (17/5).

BERITA TERKAIT :
Kisruh Kuota Haji, BPKH Selamat, Kemenag Kena Semprit Pansus DPR
Pansus Haji Dituduh Bidik Adik Ketua PBNU, Nusron: Menag Yang Ugal-Ugalan Kita Tindak 

Farchanny juga meminta agar jemaah selalu memakai masker ketika berada di tempat-tempat keramaian dan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), terutama cuci tangan pakai sabun atau memakai hand sanitizer.

"Kemudian hindari mengonsumsi produk-produk unta secara mentah. Susu unta banyak di sana. Boleh minum susu, tapi harus sudah dimasak. Makan daging unta, sate unta ya boleh, tapi sudah dimasak dengan matang," lanjutnya.

Adapun bila jemaah terlanjur berkontak dengan unta seperti berfoto naik unta dan bersentuhan langsung dengan badan unta, maka jemaah tersebut harus segera membersihkan tangan dengan penyanitasi tangan atau cuci tangan pakai sabun.

Di sisi lain, ia juga meminta agar para jemaah tetap menjaga kondisi fisik masing-masing, karena virus akan lebih berpotensi menular kepada manusia ketika daya tahan tubuh melemah atau kurang baik.

Adapun sebagian besar kasus konfirmasi MERS mengalami sindrom saluran pernapasan akut yang berat. Gejala awal yang paling sering ditemukan, yaitu demam, batuk, dan sesak napas.

Beberapa kasus juga bergejala diare dan mual atau muntah. Selain itu, komplikasi parah yang terjadi dapat berupa pneumonia dan gagal ginjal. Oleh sebab itu, ia meminta agar jemaah melapor.

"Semua penyakit menular karena virus dan bakteri pada umumnya didahului dengan demam," ujar Farchanny.

"Hal yang sangat penting, dan ini juga sudah kita sampaikan kepada jemaah haji kita, kalau nanti di sana ada yang mulai tidak enak badan, mulai meriang, harus segera lapor ke TKHI-nya di kloter untuk mendapatkan pemeriksaan dan diobati lebih lanjut," imbuhnya.