RN - Skenario untuk membunuh pergerakan PDIP di Pilkada Jakarta sudah hampir rampung. PKS sudah angkat kaki dan membatalkan dukungan kepada Anies Baswedan.
Bahkan, PKB lewat Cak Imin sudah bertemu dengan Prabowo Subianto di rumah dinas. Keduanya bicara soal koalisi di Pilkada Jakarta.
Jika Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus berhasil merayu NasDem maka otomatis PDIP menjadi penonton di Pilkada Jakarta.
BERITA TERKAIT :Pramono & Rano Menang Survei, Kasus E-KTP Dan Alkes Banten Digoreng Lagi
RK Sesumbar Menang 1 Putaran, Jangan Sombong Nanti Kalau Kalah Sakit Lho
Sebab, dari KIM Plus hanya tersisa PDIP, PPP dan Perindo. PPP dan Perindo masing-masing satu kursi dan jika digabung dengan PDIP maka tidak cukup.
"Mau gak mau kita tidak mendukung karena gak bisa berlayar di Pilkada Jakarta," tegas sumber di PDIP DKI Jakarta, Sabtu (10/8) malam.
Harapan PDIP kata dia, hanya NasDem dan PKB. "Kalau dilihat sisa NasDem saja. Karena PKB sudah mulai merapat ke KIM Plus," bebernya.
Syarat untuk mendukung calon di Pilkada DKI Jakarta yakni 20 persen kursi di DPRD. Nah, PDIP hanya memiliki sekitar 15-16 kursi.
"NasDem ada sekitar 10 kursi. Kalau sama NasDem sudah cukup dan lebih dari 22 kursi syarat untuk mendukung pasangan calon di Jakarta," bebernya lagi.
Diketahui, KIM aktif mendekati partai lain di luar koalisi mereka untuk dirangkul menghadapi Pilkada 2024. Bangunan ini bisa menjelma koalisi raksasa yang kerap disebut KIM Plus.
KIM Plus tentu akan menguntungkan partai-partai yang tergabung di dalamnya. Namun, jika terealisasi, koalisi ini juga diyakini bakal menyulitkan PDIP mengusung kader mereka di Pilkada 2024.
PDIP yang selama ini menjaga jarak dengan KIM, telah menyiapkan sejumlah kader jagoan untuk diusung dalam kontestasi Pilkada Serentak 2024.
Bukan hanya di Jakarta, di Banten, Sumatera Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat, KIM Plus juga berjaya. Koalisi gemuk ini mengusung pasangan calon untuk menghadang PDIP.