RN - Walau diikuti tiga pasang cagub-cawagub tapi pertarungan Pilkada Jakarta hanya dua pasang. Kubu Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) dan Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel).
RIDO dan Pram-Doel bukan hanya perang konsep dan visi misi, tapi keduanya juga adu banyak memasang baliho, spanduk hingga reklame di Jakarta.
Sementara Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun) terkesan hanya pelengkap. Pasangan independen ini sejak pencalonan dan dinyatakan lolos verifikasi KPU Jakarta terkait syarat dukungan KTP sudah kotroversi.
BERITA TERKAIT :Pramono Jangan Mau Dikibuli, Para Pemburu Jabatan Jago Klaim Dan Pasang Boneka
Hari Tenang, Pramono Dan Ridwan Kamil Jangan Bikin Gaduh
Dharma-Kun dituduh telah mencatut NIK KTP warga Jakarta untuk syarat dukungan maju sebagai cagub-cawagub. "Dharma Kun terkesan hanya sebagai pelengkap," tegas pengamat politik Tamil Selvan, Rabu (9/10).
Tamil menilai, kekuatan pasangan independen di pilkada sangat lemah. "Karena tidak punya basis massa loyal. Beda dengan partai yang ada kader dan strukturnya di tingkat kota, kecamatan, kelurahan hingga RT/RW," ucapnya.
Dia menyatakan, wajar saja jika Dharma-Kun dituding sebagai calon boneka. "Entah buat boneka siapa dia. Tapi yang jelas, warga Jakarta taunya hanya dua pasang yakni RIDO dan Pram-Doel," ucapnya.
Diketahui, Pramono sempat menyentil RK saat debat perdana. Jago PDIP ini menuding RK soal penanganan kelompok disabilitas selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat tidak maksimal.
Juru bicara Cagub dan Cawagub Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono, Angkie Yudistia membantah tudingan Pramono. Ia menilai pernyataan Cagub Jakarta nomor urut 3 itu lahir tanpa melihat dari berbagai faktor secara menyeluruh.
"Saya berharap testimoni dari satu orang tidak langsung dijadikan alasan bahwa Bandung dan sekitarnya tidak ramah terhadap teman disabilitas. Kepemimpinan Ridwan Kamil diklaim gagal tanpa melihat indikator lain, seperti data, fakta, dan faktor lain secara holistik," kata Angkie dalam keterangannya, Selasa (8/10).