RADAR NONSTOP - Calon legislatif yang bertarung di daerah pemilihan (dapil) Jakarta Selatan kurang peka. Terbukti di wilayah Jaksel angka penderita demam berdarah dengue (DBD) naik signifikan.
Dari 1.014 kasus DBD di Jakarta, Jaksel menjadi wilayah yang paling banyak dengan jumlah 347 kasus. Setelah itu, Jakarta Timur dengan 277 kasus dan Jakarta Barat 266 kasus.
“Iya nih, Caleg - caleg ga ada yang peka, dulu biasanya calon - calon itu rajin gelar fogging, Caleg sekarang kurang peka terhadap kondisi masyarakat,” ujar Novi (33) warga Cipete, Jakarta Selatan.
BERITA TERKAIT :2.229 Kasus DBD Di Jaktim, Wali Kota M Anwar Diminta Fokus
Masa Jabatan DPR & DPRD Dipangkas, Lagi Digugat Ke MK
Hal senada juga dikatakan Hendra (41) warga Radio Dalam, Jakarta Selatan, Caleg - caleg sekarang cuma demen nempelin baliho dan spanduk. Kepedulian sosialnya minim. “Coblos Capres aja dah, Caleg nggak usah dicoblos,” ujarnya.
Diketahui, 39 dari 2.000 rukun warga (RW) terindikasi titik rawan yang hingga kini menjadi fokus Dinas Kesehatan Jakarta untuk menanggulangi DBD.
"Kami lakukan fogging, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), arahan kepada masyarakat mengenai 3 M (menguras, menutup dan mengubur), juga larvasidasi. Tidak hanya di 39 RW tadi, tapi juga agak melebar sedikit ke wilayah sekitarnya sebagai langkah pencegahan," kata Ketua Seksi Surveilance Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Etrina Eriawati.
Ia juga menyampaikan warga sudah mulai berinisiatif melakukan pencegahan sebaran nyamuk. "Waktu di lapangan kita temui ada warga yang mulai menanam pohon, dipercaya pohonnya bisa usir nyamuk, pohon sereh dan lavender. Ada juga yang mulai pelihara ikan pemakan jentik, seperti ikan cupang." pungkasnya.