RADAR NONSTOP - Hasil Pemilu 17 April 2019 membuat sumringah bagi yang menang. Tapi, bagi caleg gagal kalau hasil pemilu membuat kiamat.
Seorang caleg di Jakarta yang gagal menjadi anggota DPRD DKI Jakarta 2019-2024 langsung ngumpet pasca dirinya tidak terpilih. "Hasil saksi di TPS, kalau saya gagal. Suaranya kecil gak sampai 2.000," aku politisi meminta agar namanya ditulis inisial AB, Kamis (18/4).
Sebagai caleg dari partai pendukung Jokowi, awalnya AB yakin kalau dirinya terpilih. "Jokowi boleh menang di quick count tapi banyak juga caleg yang gagal," ungkapnya.
BERITA TERKAIT :Masa Jabatan DPR & DPRD Dipangkas, Lagi Digugat Ke MK
Tia Kena Pecat, Caleg PDIP Yang Main Suara Ketar-Ketiir
AB menyatakan, dirinya salah strategi. "Soalnya saya di dapil selalu mempromosikan nama Jokowi. Harusnya saya kerja promosi saja nama saya ya," ungkapnya.
Sejak Rabu (17/8) malam kata dia, orang suruhan dari rentenir yakni debt collector. "Pas partai saya dinyatakan tidak lolos PT, saya langsung diteror cicil hutang. Rumah sudah saya gadai bang dan kekurangan pinjam rentenir," ungkap AB dengan nada menyesal.
Usai Pemilu 2009, data Kementerian Kesehatan menunjukan ada peningkatan jumlah orang sakit jiwa baru yang jumlahnya ribuan. Begitupun di periode berikutnya, 2014 juga terjadi kembali ledakan orang sakit jiwa karena pengaruh pemilu.
Tercatat ada 245.106 caleg yang bertarung di pemilu kali ini. Dari jumlah tersebut hanya memperebutkan 10 persen kursi artinya akan ada 200 ribu orang gagal dan pastinya kecewa karena tidak berhasil menjadi anggota dewan.
Yang menarik lagi dari data di KPU adalah tercatat ada 3.000-an caleg yang mengaku belum punya pekerjaan. "Sekarang saya ngumpet. HP saya matikan," tambah DB.