RADAR NONSTOP - Sejumlah petinggi TNI yang saat ini sudah pensiun alias purnawirawan akan mengawal dan memberikan dukungan penuh keluarga korban tewas 22 Mei ke ranah hukum.
Hal ini ditegaskan para purnawirawan saat mengunjungi keluarga korban kerusuhan 22 Mei. Korban itu adalah M Harun Al Rasyid (15 tahun) dan Adam Nooryan (19). Harun tewas tertembak di dada dan jenazahnya diambil oleh keluarga dari RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Sementara, Adam mengalami tiga luka tembakan di punggungnya.
Harun tercatat sebagai warga Jalan Duri Mas Barat 1 RT 009 RW 010 Nomor 81 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Sementara, Adam Nooryan adalah warga Jalan Sawah Lio 2 Gang 3 Nomor 65 A RT 006 RW 001 Jembatan Lima Tambora, Jakarta Barat.
BERITA TERKAIT :Banjir Bandang Sumbar Sudah 50 Orang Tewas, Warga: Rumah Hancur Mirip Kiamat
Korban Mudik 358 Orang Tewas, Jumlah Korban Luka Berat Naik
Pada saat kerusuhan berlangsung, Adam hanya penonton yang menjadi korban. Adam bahkan terkena tembakan dari arah belakang ketika mencoba menolong seseorang yang terjatuh di tengah kerumunan massa.
Purnawirawan yang berkunjung ke rumah korban tersebut dibagi dalam dua tim. Tim yang mengunjungi keluarga Harun dipimpin mantan Asisten Logistik Panglima TNI, Mayjen TNI (Purn) Abikusno. “Kami mewakili para purnawirawan menyatakan akan mendukung sepenuhnya niat keluarga Harun,” kata Abikusno di Jakarta, Senin (27/5/2019) lalu.
Dia didampingi mantan Asisten Personil KSAD, Ary Suyono; mantan Komandan Paspampres, Mayjen TNI (Purn) Amir Tohar; mantan Dansatgas Intel Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI, Brigjen TNI (Purn) Mazni Harun; Brigjen TNI (Purn) Basrowi, dan; Brigjen TNI (Purn) Djuwari.
Sementara, tim purnawirawan TNI yang berkunjung ke rumah Adam dipimpin mantan Kepala Bais dan Pangdam Trikora, Mayjen TNI (Purn) Nurdin Zainal. Dia didampingi mantan Pangdam Brawijaya, Mayjen TNI (Purn) Bambang Suranto; Kolonel (Purn) Syamsul Fan; Kolonel (Purn) BB Sumarsono; Kolonel (Purn) Yustiono; Kolonel (Purn) Dodisudarno; Kolonel (Purn) Tando Abu, dan; Kolonel (Purn) Indra Kusuma Lubis.
Kepada keluarga korban para purnawirawan itu menyampaikan simpati dan duka cita, serta menyerahkan santunan. Kunjungan tersebut merupakan lanjutan dari kunjungan sebelumnya yang dilakukan oleh sejumlah mantan perwira tinggi TNI dipimpin oleh mantan Wakil Menteri Pertahanan, Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin.
Pada Jumat (24/5) lalu, Sjafrie juga telah mengunjungi dan bertakziah kepada keluarga korban M Reyhan Fajari (16) dan korban Windianto Rizqi Saputra (17). Reyhan adalah warga Jalan Petamburan V, Jakarta Barat, sedangkan Windianto beralamat di Jalan Slipi Kebon Sayur, Jakarta Barat.
Dalam kunjungannya ketika itu, Sjafrie didampingi mantan Irjen Dephan Letjen TNI (Purn), Agus Sutomo; mantan Pangdam Siliwangi, Mayjen TNI (Purn) Iwan R Sulanjana; mantan Pangdam Patimura, Mayjen TNI (Purn) Meris Wiryadi; mantan Aslog Panglima TNI, Mayjen TNI (Purn) Abikusno, dan; mantan Dansatgas Intel Bais Brigen TNI (Purn) Mazni Harun.
Selain para purnawirawan, sejumlah relawan dari kalangan emak-emak juga datang menyampaikan belasungkawa. Seperti dalam kunjungan ke rumah Harun hari ini, turut hadir Clara Sinta, putri dari legenda penyair Indonesia, WS Rendra.
Berdasarkan data yang dirilis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tercatat ada delapan korban tewas, ratusan luka-luka, dan beberapa orang lainnya dilaporkan hilang dalam kerusuhan di Jakarta 21-22 Mei lalu. Selain menyampaikan duka cita para purnawirawan juga mendorong agar kasus ini dibuka dan dibawa ke ranah hukum.
Kepada para purnawirawan, Didin Wahyudin, orang tua Harun meminta dukungan karena akan membawa kasus ini ke jalur hukum. Sebelumnya, ketika mengambil jenazah Harun di RS Polri, keluarga diminta untuk menandatangani surat pernyataan tidak akan mempesoalkan kematian remaja itu.
Didin mengaku sudah menemui Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan meminta bantuan agar para pelaku penembakan anaknya dibawa ke pengadilan.
“Harun Al Rasyid anak kedua. Laki-laki satu satunya, karena kakak dan adiknya perempuan. Perih buat saya, perih sekali, ketika dikabarkan bahwa anak saya sudah dalam keadaan jadi jenazah di Polsek Kramat Jati,” kata Didin pilu.
“Yang saya bingung, waktu mengambil jenazah anak saya sulit sekali. Kenapa mengambil jenazah saja harus besok, padahal malam itu saya pengin sekali anak saya buru-buru dibawa pulang,” pungkasnya dengan raut wajah sedih.