RADAR NONSTOP - Aksi mogok sopir Damri mengusik Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Bisa saja mogok meluas ke rute lainnya.
Agar tak meluas, Kemenhub meminta perusahaan transportasi pelat merah itu diminta untuk segara menyelesaikan karena mengganggu aktivitas masyarakat yang ingin ke bandara.
Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan Ahmad Yani mengatakan, alasan awak Damri demo karena kebijakan perusahaan tersebut yang akan menghapuskan kondektur. Padahal, kondektur masih diperlukan untuk membantu penumpang. Misalnya mengangkat barang bawaan penumpang.
BERITA TERKAIT :Warning, Penikmat Duit Proyek Jalur KA Besitang-Langsa Sumut
Pembangunan Terminal 4 Bandara Soetta Ditolak, Erick Ogah Cari Masalah Baru
"Mungkin ini karena e-ticketing, tapi tidak serta-merta memutus hubungan, itu haru disiapkan langkah-langkah ke depannya, tidak langsung memutuskan begitu saja," katanya saat ditemui di Lokakarya Kemenhub di Yogyakarta seperti dikutip Rakyat Merdeka (rmco.id), Sabtu (6/7).
Yani melaporkan aksi demo para kondektur Damri Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi, terkait aksi demo para kondektur Damri. Ia menyadari bahwa proses peralihan dari manual menjadi e-ticketing tidak bisa cepat dan pasti ada kekurangan.
Karena itu perlu dikaji lebih baik agar penerapan tiket elektronik tersebut bisa berkelanjutan. Damri tidak bisa serta-merta memutus hubungan pekerjaan pada kondektur tersebut tanpa adanya kesiapan langkah-langkah lebih lanjut.
Yani pun mengimbau Perum Damri untuk mengambil langkah strategis agar aksi demo tidak berkelanjutan ke rute-rute lain dan di luar Jabodetabek. Adanya pesaing juga menciptakan bisnis yang lebih sehat, seperti operator bus lain menuju ke bandara yang saat ini sudah diisi juga oleh perusahaan otobus swasta.
"Memang tidak boleh satu operator, adanya pesaing memicu untuk meningatkan pelayanan lebih baik," katanya. Yani mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan moda alternatif lain sementara masih berlangsung aksi demo.
Untuk diketahui, aksi demo pengemudi Dami Bandara Soekarno-Hatta yang berlangsung sejak Jumat (5/7). Tuntutannya adalah para kondektur lama direkrut oleh Damri dan diposisikan di dalam bus kembali.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Damri Setia N Milatia Moemin menyatakan tanpa adanya kondektur, pendapatan bus Bandara Internasional Soekarno-Hatta naik hingga 40 persen.
"Sistem tiket elektronik merupakan kebijakan penting Damri untuk mengendalikan pendapatan. Dan ternyata tanpa helper on board (kondektur), pendapatan Bandara Soekanro-Hatta meningkat per-hari nya bahkan hingga mencapai 40 persen," katanya.