Jumat,  26 April 2024

Kini Udara Jakarta Lebih Sejuk Dari Bekasi Dan Depok 

NS/RN/NET
Kini Udara Jakarta Lebih Sejuk Dari Bekasi Dan Depok 
Udara di Jakarta lebih bagus.

RN - Udara di Jakarta kini lebih sejuk. Apakah hal ini penyebab rutinitas warga yang berkurang karena dampak WFH?

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI mengatakan berdasarkan pemantauan kualitas udara ambien dengan air quality monitoring system (AQMS) rata-rata kualitas udara di Jakarta jauh lebih baik pada 2020 jika dibandingkan 2019.

"Rata-rata konsentrasi PM2.5 di Jakarta pada 2020 yakni 28,63 mikrogram per meter kubik. Jumlah itu turun dari 37,66 mikrogram per meter kubik pada 2019," kata Direktur Pengendalian Pencemaran Udara KLHK Dasrul Chaniago saat diskusi daring.

BERITA TERKAIT :
Pembatasan Mobil Pribadi Muncul Lagi, Ide Basi Hapus Kemacetan Jakarta
Viral Kendaraan 3 Tahun Dilarang Masuk DKI, Jangan Kemakan Hoax 

Dari hasil pemantauan kualitas udara tersebut diketahui memiliki selisih sebesar sembilan mikrogram per meter kubik. KLHK juga mempersilahkan pihak-pihak terkait untuk mendalami atau menganalisis lebih jauh terkait perbaikan kualitas udara di ibu kota.

"Silakan dianalisis, apakah karena pandemi atau mungkin karena cuaca tahun ini lebih baik," kata Dasrul.

Jika disandingkan dengan Bandung, sebenarnya kualitas udara di ibu kota tidak berbeda jauh. Pada periode 2020 rata-rata konsentrasi PM2.5 Kota Bandung sebesar 27,01 mikrogram per meter kubik.

Kemudian bila dibandingkan antara Jakarta, Bekasi dan Depok, pada dasarnya kualitas rata-rata konsentrasi PM2.5 di ibu kota jauh lebih baik lagi. Untuk Bekasi, rata-rata konsentrasi PM2.5 sebesar 42,75 mikrogram per meter kubik. Kemudian, rata-rata konsentrasi PM 2.5 Depok yakni 33,35 mikrogram per meter kubik pada 2020.

Dari data-data kualitas udara yang dihimpun oleh AQMS tersebut, sejatinya Jakarta tergolong cukup bagus. Namun, Dasrul heran banyak pihak selama ini hanya menyoroti kondisi kualitas udara di Jakarta saja padahal di kota-kota penyangga jauh lebih tinggi dalam arti tidak sehat.

Ia menambahkan pada dasarnya kualitas udara juga dipengaruhi oleh tiga aspek yakni meteorologi, topografi dan sumber emisi yang terdapat di wilayah setempat.