RN - Anggota DPRD DKI Jakarta F-PKS, Dedi Supriadi mengatakan, penyebab terjadinya kericuhan peziarah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur, Jakarta Barat kurangnya sosialisasi dari Pemprov DKI Jakarta.
"Menurut saya sosialisasi tentang penutupan TPU tidak memadai alias kurang," ujar Dedi saat dihubungi di Jakarta, Jumat (14/5/2021).
Dedi menjelaskan, meski lokasi pemakaman berada di Jakarta, namun banyak diantara keluarga almarhum/mah berasal dari luar Jakarta.
BERITA TERKAIT :Minta Dikeruk Kali Semongol Langsung Direspon, Kang Uus Diacungkan Jempol Warga Tegal Alur
Kondisi Wilayah Semrawut dan Kumuh, Warga Tegal Alur: Lurah Jangan Tidur Dong
"Diantara peziarah kan juga bukan warga Jakarta, hanya saja orang tua atau kerabat mereka dimakamkan di sini, tetapi mereka sendiri sudah menjadi warga Bogor, Depok, Tangerang atau Bekasi," jelasnya.
Melihat kejadian tersebut, Dedi yang juga Ketua Umum Pengurus Provinsi Federasi Triathlon Indonesia (Pengprov FTI) DKI Jakarta ini meyakini hal tersebut tidak diantisipasi dengan baik oleh Anies dan anak buahnya. "Nah ini kurang diantisipasi Pemprov," katanya.
Sebelumnya, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Barat, Tamo Sijabat membenarkan adanya peristiwa tersebut. "Iya benar (tadi sempat ricuh)," ujar Tamo kepada wartawan, Jumat (14/5/2021).
Melihat massa yang membludak dan menghindari potensi rusuh yang lebih besar, akhirnya petugas di lokasi mengizinkan para peziarah masuk ke area TPU. Jumlah peziarah diperkirakan mencapai ratusan orang.
"Karena jumlahnya banyak ada seratusan kali yang coba (masuk) daripada nanti diprovokasi yang enggak-enggak jadi akhirnya diberikan masuk," katanya.