Jumat,  22 November 2024

Separuh Aset Dunia Dikuasai 1 Persen Orang Kaya, Prof Fahmi Idris Tawari Solusi Ini Biar Ga Makin Timpang

Tori
Separuh Aset Dunia Dikuasai 1 Persen Orang Kaya, Prof Fahmi Idris Tawari Solusi Ini Biar Ga Makin Timpang

RN - Humanistic management model sangat relevan untuk mengatasi beberapa krisis global utama yang dihadapi umat manusia. 

Solusi ini lantas diurai politisi senior Partai Golkar Fahmi Idris dalam pidato pengukuhan guru besar kehormatan yang berjudul “Penguatan Humanistic Management Model dalam Organisasi Bisnis: Meraih Kesuksesan dengan Memanusiakan Manusia”.

Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan mantan Menteri Perindustrian tersebut menjabarkan, saat ini 75 persen masalah sosial dan lingkungan di dunia disebabkan oleh masih ditemukannya perilaku perusahaan yang melanggar HAM. Mulai dari perusakan lingkungan, eksploitasi berlebihan sumber daya alam, ngemplang pajak, penindasan buruh, perampasan tanah rakyat, sampai melakukan tindakan kekerasan terhadap masyarakat sekitar yang mengkritisi aktivitas komersil perusahaan. 

BERITA TERKAIT :
Pagar & Laptop 1,4 Miliar Disorot, Istri Uya Kuya Bongkar Mafia Proyek Pendidikan Di DKI 
Nadiem Sering Bikin Gaduh, Abdul Mu'ti Disuruh Benahi Dunia Pendidikan 

Persoalan semakin menebal saat masih ditemukan perusahaan yang melakukan berbagai pelanggaran seperti kondisi kerja  yang tidak memenuhi standar, praktik diskriminasi berdasarkan perbedaan ras, gender, kelas, asal negara serta praktek-praktek yang dapat merusak biodiversity dan keberlangsungan lingkungan hidup.

“Krisis yang dihadapi umat manusia pada awal abad ke-21 memiliki kesamaan yaitu sebuah sistem ekonomi yang hanya sedikit memperhatikan nilai-nilai dan kebajikan manusia dan semakin banyak yang mengabaikan norma-norma moral dalam bisnis dan ekonomi,” ujar Fahmi saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Kehormatan Bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia oleh Universitas Negeri Padang (UNP), di Padang, Sabtu (9/4/2022). 

Oleh karena itu, perlu dicari kerangka konseptual baru untuk bisnis pada umumnya dan teori perusahaan pada khususnya. Fahmi menilai humanistic management dapat menjadi model alternatif yang fokus pada peningkatan  martabat manusia, termasuk kondisi ekologi

"Jika umat manusia benar-benar peduli dengan kesejahteraan mereka dan orang lain, harus ada praktik pengorganisasian yang memungkinkan perumusan solusi untuk masalah seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan kemiskinan," tutur Fahmi yang sudah menerbitkan enam buku dan 12 jurnal ilmiah ini.

Mengutip Laporan Oxfam, lanjut pemilik dua gelar doktor ini, di mana separuh kekayaan dunia dikuasai satu persen orang kaya, merupakan ancaman serius ketimpangan sosial global dan sejatinya berdampak buruk bagi bisnis. "Ini karena untuk memakmurkan bisnis dunia membutuhkan kedamaian dan kohesi sosial," imbuhnya. 

Humanistic management model dengan penekanannya pada pemulihan, perlindungan dan promosi martabat dapat membantu mengarahkan kembali bagaimana cara bisnis dipahami dan dipraktikkan. 

Humanistic management model harus dilihat sebagai ajakan inspirasional untuk membayangkan kembali bagaimana sebuah organisasi perusahaan memiliki keharusan moral untuk diadopsi.

“Bagi sebagian besar penduduk dunia, saat ini bisnis masih dilihat sebagai bagian dari masalah, padahal sejatinya harus menjadi bagian solusi. Ini sebuah tantangan besar," tuturnya. 

Lebih lanjut, Fahmi menjelaskan, humanistic management model dapat memberikan wawasan tingkat tinggi ke dalam prinsip-prinsip organisasi perusahaan dan pengambilan keputusan. 

"Para pemimpin perusahaan dapat melakukan pendekatan tugas mereka dengan sangat berbeda dengan menyelaraskan praktik perusahaan mereka dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals),” pungkas Fahmi.