RN - Laporan tewasnya sebanyak 18 pekerja migran Indonesia (PMI) di Depot Tahanan Imigresen (DTI) Sabah, Malaysia, membuat geram banyak pihak.
Lebih mengenaskan lagi, pemerintah Indonesia sama sekali tidak mengetahui kabar pilu tersebut hingga dirilis NGO buruh migran.
"Ke mana Menteri Tenaga Kerja dan BP2MI? Apa kerjanya mereka semua? Sangat bodoh dan tidak memiliki sense of crisis terhadap buruh migran kita," ujar Presidium Front Eksponen 98, Agung Wibowo Hadi.
BERITA TERKAIT :Bareskrim Bergerak Kejar Si T Pengendali Judi, Kepala BP2MI Jangan Lempar Isu Ya
Gaduh Impor Barang, Kepala BP2MI Tuding Mendag Zulhas, PAN Sebut Benny Caper Karena Capresnya Keok
"Bagaimana cara pemerintah melindungi warga negaranya yang menjadi devisa bagi negara kalau sekelas kepala BP2MI-nya lebih sibuk ngurus capres-capresan dan yang capresnya pun bukan bagian dari sinergisitas kementeriannya, jadi kelihatan gak becus kerjanya," kritiknya lebih lanjut.
Agung Dekil, biasa aktivis pendiri Forkot ini disapa, mempertanyakan komunikasi diplomatik selama ini yang terjalin antara pemerintah Indonesia dengan Malaysia. Sehingga, tidak tahu ada warga negaranya ditahan pemerintah Negeri Jiran.
"Pemerintah Indonesia kenapa diam saja, takut dengan Malaysia kah? Kalau takut mundur aja Menteri Tenaga Kerja dan Kepala BP2MI nya," tambahnya.
Menurut dia, pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri mengajukan nota protes atas laporan KBMB tersebut. "Kita meminta agar pemerintah segera mengusut tuntas kasus ini. Sehingga di kemudian hari tidak ada hal yang seperti ini," tutupnya.