RADAR NONSTOP - Sejalan dengan laju perubahan dan modernisasi yang diiringi meningkatnya kemampuan dan kecanggihan teknologi informasi, kehidupan sosial kemasyarakatan mengalami perubahan, baik menyangkut kebutuhan material maupun non material.
Tantangannya, peningkatan kemampuan dan kecanggihan teknologi ini, terutama terkait dengan perubahan kegiatan ekonomi (disruptive innovation) dinilai akan berdampak pada pengurangan tenaga kerja di berbagai perusahaan. Perkiraannya, sekitar 5,1 juta orang di Indonesia akan kehilangan pekerjaan.
Meski begitu, seperti dikatakan Chatib Basri, Mantan Menteri Keuangan 2013-2014, bahwa disruptive innovation ini tak sepenuhnya menghilangkan pekerjaan. Perawat misalnya, akan tetap dibutuhkan asalkan memiliki kecakapan mengoperasikan mesin pengolah data pasien. Begitu juga dengan analis ataupun teller bank.
BERITA TERKAIT :Warisan Jokowi Dan Jumlah Pengangguran Naik, Anak SMK Harus Perkuat Skil
Lulusan SMK Di Jabar Kenapa Gak Laku, Gak Matching Dengan Kebutuhan Industri
Artinya, ada jenis-jenis pekerjaan lama yang akan tetap relevan dengan keahlian baru yang bisa didapat melalui pendidikan vokasi ataupun pelatihan-pelatihan. Karena itu, yang akan hilang sebenarnya adalah mereka yang tidak mampu menyesuaikan diri.
Pemerintah melalui Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesungguhnya telah melakukan beberapa upaya dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia di tengah perubahan besar dunia industri.
Inpres tersebut ditujukan kepada 12 Menteri Kabinet Kerja (termasuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menteri Perindustrian), 34 Gubernur, dan Kepala Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BsnP).
Dalam Inpres tersebut, Presiden Jokowi menginstruksikan kepada para menteri, para gubernur, dan kepala BSNP agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas dan kewenangan masing-masing untuk melakukan revitalisasi SMK guna meningkatkan kualitas daya saing SDM Indonesia.
Untuk merealisasikan amanat Presiden tersebut, Kemendikbud segera mendorong program ‘Revitalisasi SMK’. Kunci utama dari revitaliasi SMK menurut Mendikbud Muhadjir Effendy adalah kesesuaian antara demand dengan supply atau link and match. Itu sebabnya berbagai standar pendidikan di SMK terus dibenahi, terutama kurikulum yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar dalam merespon derasnya persaingan.
Konkritnya, Revitalisasi SMK ini fokus untuk; membuat peta jalan SMK; menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan pengguna lulusan (link and match); meningkatkan jumlah dan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK; meningkatkan kerja sama dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan dunia usaha/industri; meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akreditasi SMK; dan membentuk Kelompok Kerja Pengembangan SMK.
Dalam konteks ini, SMKN 3 Tangerang juga telah melakukan revitalisasi tersebut. Penyempurnaan dan penyelasaran kurikulum telah dilakukan. Misalnya saja untuk Teaching Factory (Tefa), SMKN 3 Kota Tangerang dalam hal ini telah bekerjasama dengan ACS (Aerofood Catering Service) Bandara Soekarno-Hatta. Untuk tahap pertama telah dilakukan pembahasan dari dua pihak, hasilnya dari sisi kurikulum mereka akan menyesuaikannya dengan SMKN 3 Tangerang.
“Kurikulum yang mereka punya karena dia dituntut punya kurikulum, kurikulumnya nanti diserahkan ke kita, kita bisa masukan ke kurikulum kita dan menggunakan kurikulum dia, kalau perlu kelas itu kelas dia. Jadi anak itu tinggal angkat ke ACS,” kata Kepala Sekolah SMKN 3 Kota Tangerang, Hj. Endah Rosmaeli.
Kerjasama lain yang telah lama dibangun SMKN 3 Tangerang dalam konteks revitalisasi untuk mendekatkan lulusan dengan dunia industri dan meningkatkan kebekerjaan lulusan, adalah dengan PT Loreal Indonesia. Bentuk kerjasamanya adalah magang dan rekruitmen karyawan. Yang terbaru misalnya, kedua pihak sepakat untuk menyusun kurikulum terbaru yang akan dipakai di kelas industri.
Kurikulumnya kemudian akan digunakan di SMKN 3 Tangerang, dengan harapan mereka tidak harus melakukan training kembali, sekiranya ada proses rekruitmen karyawan baik di Loreal, Fan Bread maupun di ACS Soekarno-Hatta.