Minggu,  28 April 2024

Panglima TNI Kolaborasi Dengan BMKG, Hasilnya Langit DKI Cerah 

RN/NS
Panglima TNI Kolaborasi Dengan BMKG, Hasilnya Langit DKI Cerah 
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono

RN - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyebut langit Jakarta lebih cerah. Hal ini dilakukan pihaknya dengan berkoordinasi dengan BMKG untuk melakukan rekayasa cuaca selama pelaksanaan KTT ASEAN ke-43. 

Rekayasa itu disebut membuat cuaca Jakarta lebih baik dari biasanya. "Memang saat awal akan diadakan TMC ternyata nggak ada awan, sehingga dilaksanakan penyiraman di ketinggian 2.000 sampai 5.000 termasuk di area VIP ini," kata Yudo Margono di Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023).

Yudo menambahkan rekayasa cuaca memang tidak terasa secara signifikan karena tidak adanya hujan. Namun dia menyebut rekayasa yang dilakukan berhasil membuat cuaca Jakarta lebih baik saat KTT ASEAN dilaksanakan.

BERITA TERKAIT :
Jawaban Malu-Malu Risma Saat Didorong Jadi Gubernur Jakarta 
Alhamdulillah, Yang Tinggal Di Jakarta Bisa Umur Panjang, IPM Tembus 75 Tahun

"Memang tidak terasa karena tidak hujan tapi sebenarnya sudah dilaksanakan penyiraman oleh BMKG," kata dia.

"Kemarin sudah saya izinkan sehingga telah dilaksanakan sehingga cuacanya mungkin lebih baik dari yang kemarin-kemarin," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta dicap kaleng-kaleng. Hingga kini DLH DKI belum ada solusi yang mampuni untuk membasmi polusi udara. 

Data di RSUD maupun puskesmas, korban polusi udara seperti gangguan saluran pernapasan atau ISPAN terus bertambah. Bahkan sebelumnya Jokowi dan Menkeu Sri Mulyani juga sudah menjadi korban polusi udara. 

Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta, M Syarif mengaku, khawatir ketika upaya penegakan sanksi terhadap perusahaan industri yang terbukti menyebabkan polusi udara, hanya dilakukan parsial tanpa keberlanjutan pengawasan. Pengawasan yang kurang bakal menyebabkan pihak yang telah terbukti melanggar bisa kembali melakukan hal sama.

Syarif menuding DLH tidak serius dalam membasmi polusi udara. Sementara pengamat kebijakan publik, Adib Miftahul menilai, DLH DKI kaleng-kaleng dalam bekerja. 

Hingga kini kata Adib tidak ada tindakan yang masif dalam mencegah polusi. "Korban sudah berjatuhan. Banyak warga kena ISPA," ungkapnya, Rabu (6/9). 

Adib meminta Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono aias HBH bisa bertindak menindak anak buahnya. "Harus dipecut itu DLH," sindirnya. 

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyebutkan, untuk ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) sendiri di DKI Jakarta tahun 2023 ini rata-rata kasus ISPA sekitar 146 ribu kasus per bulan.