RN - Baru dilantik, Yandri Susanto sudah bikin ulah. Dia mendapat sorotan di masa awal jabatannya sebagai Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT).
Publik menyoroti soal surat undangan kegiatan haul, Hari Santri, dan tasyakuran yang menggunakan kop Kementerian Desa PDT. Yang masalah adalah saat acara itu dia mengundang beberapa calon kepala daerah di Banten yang sedang berlaga.
"Yandri ini kaget jadi menteri. Makanya manuver dia itu kampungan dan merusak demokrasi Banten," ungkap aktivis 98 Rizky Tri kepada wartawan, Rabu (23/10).
Dia menilai, bantahan Yandri kalau itu hanya sekedar haul cuma lebel. Karena di acara itu Yandri didampingi oleh istrinya Ratu Rachmatuzakiyah, yang juga calon Bupati Serang.
BERITA TERKAIT :Visi Misi Airin Lebih Klop Ke Prabowo, Sony Asal Jeplak Dan Gak Paham Banten?
Polisi Gak Netral Kena Sanksi, Pak Kapolri Tolong Dicek Pilkada Banten?
Hadir juga Rektor Untirta Fatah Sulaiman, politikus PAN Syafrudin, Rektor Universitas Bina Bangsa, Rektor UIN SMH Banten Wawan Wahyudin, anggota DPR RI Furtasan Ali Yusuf, calon Wakil Gubernur Banten Dimyati Natakusumah hingga politikus PAN Syafrudin, yang saat ini menjadi calon Wali Kota Serang. "Inikan manuver dan main kayu dan kampungan banget. Mau kampanye tapi gak modal dan pakai kekuasaan," tegasnya.
Kata dia, sikap Yandri jauh berbeda dengan gaya Prabowo. "Yandri ini baru menikmati jadi menteri, baru dilantik bikin ulah. Ini namanya kampanye terselubung," bebernya.
Salah satu yang menyoroti ialah mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md. Yandri menyatakan kegiatan tersebut tak ada kepentingan politis dan berterima kasih ke Mahfud atas kritik yang disampaikan.
"Terima kasih ke Pak Mahfud yang mengkritik itu. Insyaallah tidak akan kita ulangi lagi, tapi ini betul-betul Hari Santri dan haul emak kami dan syukur kepada Allah, tidak ada unsur lain," kata Yandri kepada wartawan di Ponpes Bai Mahdi di Kabupaten Serang, Selasa (22/10/2024).
"Tapi sekali lagi, tidak disalahgunakan, tidak dibelokkan," tegasnya.
Yandri mengatakan tak ada tujuan politis atas kegiatan haul, Hari Santri, dan tasyakuran yang digelar di Ponpes Bai Mahdi Sholeh Ma'mun. Ia mengatakan acara yang diadakan di pesantrennya ini mengundang seluruh elemen, termasuk Pemprov Banten, rektor, alim ulama, dan tokoh masyarakat.
"Ini acaranya tidak ada namanya kaitan unsur politiknya. Tadi teman-teman dengar langsung selama proses (acara) berlangsung ini murni haul emak kami. Kami nggak mau ini ditunggangi apa pun karena emak kami orang hebat," kata Yandri.
Dia menyatakan akan melakukan koreksi karena surat undangan ke kades, sekdes, staf desa, ketua RT-RW, dan kader PKK serta Posyandu menggunakan kop Kementerian Desa PDT. Ia mengaku tidak menyalahgunakan jabatannya sebagai menteri dan berjanji tidak akan mengulangi hal itu.
Yandri menyebut undangan ditujukan kepada semua unsur di Banten dalam acara tersebut. Dia mengatakan pihak yang datang meski tak diberi undangan pun tetap disambut baik.
Ia menjamin tak ada pengarahan khusus untuk para undangan, baik itu kepada undangan dari kepala desa maupun lain-lain yang datang.
"Nggak ada pengarahan, nggak ada pengarahan tadi, kan," tambahnya.
Yandri mengatakan jamuan makanan ke para undangan yang diberikan pada acara ini sebagai bentuk syukur dirinya karena terpilih sebagai menteri.
"Inilah cara kami untuk tetap berbakti kepada orang tua, apalagi kami selama 15 tahun di pondok, kami rangkaian dengan Hari Santri," tambahnya.
Dalam acara ini, Yandri didampingi oleh istrinya Ratu Rachmatuzakiyah, yang juga calon Bupati Serang. Hadir juga Rektor Untirta Fatah Sulaiman, politikus PAN Syafrudin, Rektor Universitas Bina Bangsa, Rektor UIN SMH Banten Wawan Wahyudin, anggota DPR RI Furtasan Ali Yusuf, calon Wakil Gubernur Banten Dimyati Natakusumah hingga politikus PAN Syafrudin, yang saat ini menjadi calon Wali Kota Serang.