RADAR NONSTOP - Penyebab penumpang serang sopir yang berimbas kecelakaan dan 12 penumpang tewas akhirnya terkuak. Ternyata gara - gara main handphone saat mengemudi.
Begitu hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT usai melakukan investigasi kecelakaan beruntun di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang menyebabkan 12 orang meninggal, 17 Juni 2019.
Dari hasil temuan KNKT di lapangan serta pemeriksaan keterangan saksi yang diperoleh bahwa sepanjang perjalanan mulai dari rest areasampai ke lokasi kejadian pengemudi pengganti senantiasa mengoprasikan telepon genggam selama mengemudi, sementara pengemudi pertama beristirahat di belakang bus.
BERITA TERKAIT :Mobil TV One Diseruduk Truk, Tiga Orang Tewas
Tol Cipali Rawan Begal, Viral Komplotan Maling Ban Serep Kejar-Kejaran Dengan Polisi
Kemudian, penumpang yang duduk di sebelah pengemudi tiba-tiba menyerang pengemudi untuk mengambil telepon genggam milik pengemudi bus tersebut. "Kejadian itu mengakibatkan pengemudi kehilangan kendali atas kendaraannya sehingga terjadi kecelakaan," ujar Kepala KNKT, Soerjanto Tjahjono di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Juli 2019.
Hingga kini, kata dia, penumpang yang mencoba mengambil telepon genggam pengemudi kondisi mentalnya masih belum stabil sehingga belum bisa dimintai keterangan. "Kita belum berhasil mewancarai si penumpang tersebut karena mentalnya belum stabil," katanya.
Untuk kondisi mobil bus Safari Lux H 1469 CB, berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan oleh KNKT, kendaraan bus tersebut masih dinyatakan memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan, meskipun kursi penumpang tidak dilengkapi dengan sabuk pengaman.
Sedangkan, kata dia, untuk jejak roda mobil ditemukan telah berpindah jalur serta jejak roda mobil truk yang berpindah jalur akibat menghindari tabrakan dengan mobil bus itu. "Tidak terdapat separator atau pagar pada median jalan tol sehingga jika pengemudi lengah atau tidak dapat mengendalikan kendaraannya sangat dimungkinkan terjadi perpindahan jalur lalu lintas," katanya.
Memang, menurut Soerjanto, dari hasil penelusuran KNKT, bahwa kondisi ruas jalan, rambu dan marka kondisi bagus tidak ada gangguan yang terkait dengan jarak pandang atau gangguan visibilitas lainnya.