RADAR NONSTOP - Demo tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) di Istana Negara diwarning polisi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menegaskan aparat kepolisian tak segan bertindak represif terhadap massa yang memicu kerusuhan.
Demonstrasi hari ini terkonsentrasi di kawasan Medan Merdeka, diinisiasi oleh elemen buruh dan mahasiswa.
BERITA TERKAIT :Baku Hantam Antar Ormas Di Muncul Tangsel, Ada Posko Terbakar
Mahasiswa Nilai Ada Fenomena Ijonkan APBD Demi Dulang Suara di Pilkada Kota Bekasi 2024
"Kepolisian tidak akan segan-segan untuk represif, dalam hal ini perusuh-perusuh yang membuat kerusuhan dengan merusak fasilitas umum, pos kepolisian, atau kekerasan-kekerasan lain," tutur Yusri di Polda Metro Jaya, Selasa (20/10).
Dia berkata kepolisian juga terus melakukan razia terhadap massa perusuh yang akan bergabung dalam aksi demo. Mereka yang terbukti massa perusuh di luar demonstran langsung ditangkap.
"Ini akan kita tindak tegas, dari razia kita akan amankan, tetapi kalau sudah terjadi kerusuhan akan kita tindak tegas, apalagi kalau sudah merusak fasilitas-fasilitas umum," ujarnya.
Disampaikan Yusri, kepolisian juga melakukan patroli di wilayah perbatasan untuk mencegah massa perusuh masuk dan bergabung dalam demonstrasi di Jakarta.
Namun, Yusri menegaskan bagi massa yang memang ingin melakukan aksi demo, kepolisian akan tetap melakukan pengawalan dan pengamanan.
"Kalau itu murni untuk melakukan unjuk rasa sesuai penyampaian aspirasi yang ada, sesuai dengan pemberitahuan yang disampaikan ke kepolisian, kita akan kawal," kata Yusri.
Sebanyak 10.587 personel gabungan TNI dan Polri diterjunkan untuk mengamankan jalannya demonstrasi. Selain itu, ada 10.000 personel cadangan yang disiagakan di Monas dan Gedung DPR.
Yusri sebelumnya juga menyampaikan bahwa pihaknya mengantisipasi pergantian lintas massa perusuh di akhir aksi demo.
Berkaca pada demo beberapa 8 Oktober lalu yang berujung rusuh, Yusri menyebut selalu ada massa perusuh yang bergabung dan melakukan kerusuhan.
"Nanti yang rawan waktu mau selesai itu ada lintas ganti, lintas ganti ini adalah orang-orang yang memang niatnya untuk kerusuhan," kata Yusri.