Selasa,  03 December 2024

Agrowisata Melon Cilegon, Oase di Tengah Padang Pasir

RN/CR
Agrowisata Melon Cilegon, Oase di Tengah Padang Pasir

RADAR NONSTOP - Banten merupakan salah satu provinsi di ujung barat Pulau Jawa dengan luas 9.662,92 km2 yang terdiri atas 4 wilayah kabupaten dan 4 kotamadya, Banten yang memiliki potensi besar untuk dioptimalkan.

Sebagian besar wilayahnya diperuntukkan sebagai kawasan industri. Meskipun demikian, potensi pertanian juga tak kalah menarik untuk dieksplorasi.  

Salah satunya Cilegon, kotamadya di Provinsi Banten ini menyimpan potensi hortikultura yang bisa dikembangkan. Potensi tersebut di antaranya budidaya melon golden di bawah binaan Dinas Pertanian Kota Cilegon bekerja sama dengan PT East West Seed Indonesia.

BERITA TERKAIT :
Pupuk Palsu Untuk Petani, Monopoli Cuan Para Pejabat Kementan
Terbukti Lakukan Pemerasan Di Kementan, SYL Dibui 12 Tahun


Golden melon berbentuk bulat lonjong dengan alur dangkal dan memiliki kulit halus berwarna kuning. Daging buah golden melon pada umumnya tebal, berwarna putih kekuningan, manis dan mengandung banyak air. Bila dimakan, tekstur dagingnya renyah seperti buah pir. 

Melon golden memiliki nilai jual tinggi. Selain rasanya yang istimewa, melon golden juga memiliki manfaat kesehatan dan mengandung nutrisi yang tinggi. 

Besarnya animo budidaya buah melon menginisiasi dibangunnya Saung Melon Asli Tani. Lokasinya terletak di Jl. Lingkar Selatan, Kampung Buah Jangkung, Cilegon. 

Saung ini merupakan agrowisata baru yang resmi dibuka untuk umum pada tanggal 19 November 2020 lalu. Tidak kurang dari 4 ribu batang pohon melon golden tertanam di tempat ini. 

Sebuah tempat wisata petik buah di tengah wilayah industri bagaikan oase di padang pasir. Bagaimana tidak, selain mengenalkan budidaya pertanian golden melon, keberadaannya juga menonjolkan sisi lain dari potensi pertanian di kawasan industri yang dikelola dengan baik.

“Luasan dari Saung Melon Asli Tani ini kurang lebih 5.000 m2. Konsepnya mengusung tradisi  petik buah yang dikelola swadaya oleh masyarakat. Kami membudidayakan melon golden karena memang potensi wilayah kami. Benih melon golden yang ditanam adalah varietas Alisha. Dipilihnya varietas ini dikarenakan dapat beradaptasi dengan baik di dataran rendah dan lebih tahan penyakit, ” ujar Kasie Tanaman Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Cilegon, Sutisna. 

Direktur Perbenihan Hortikultura, Sukarman menyampaikan kegiatan agrowisata menjadi salah satu program di Kementerian Pertanian (Kementan) yang dinamai Agro Edu Wisata (AEW). Kementan menggiatkan program agroeduwisata yang dimaknai sebagai wisata pertanian yang berbasis edukasi. 

“Secara prinsip agroeduwisata menekankan pada prinsip pemberdayaan petani serta masyarakat lokal dan mengangkat potensi pertanian wilayah bersangkutan,” ujar Sukarman saat ditemui terpisah. 

Kegiatan inisiasi agrowisata melon golden yang digagas swadaya masyarakat di bawah pembinaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Cilegon, selaras dengan konsep agroeduwisata Kementan. 

Salah satu prinsipnya, mentransfer ilmu dan memperkenalkan dunia pertanian tak selamanya harus dengan berkotor-kotor. Mengemas potensi  pertanian lokal dengan wisata menjadi salah satu upaya untuk memperkenalkan dunia pertanian, sekaligus ladang baru untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar agrowisata.

Adapun melon  golden dari hasil panen di Saung Melon Asli Tani, juga dipasok ke supermarket-supermarket yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Harga buah melon golden dihargai Rp 15 -16 ribu/kg.  

“Harapannya dengan adanya wisata petik buah melon di wilayah kami ini menjadi salah satu magnet wisatawan untuk dapat mengenal dunia pertanian dan menjadi pemasukan tambahan bagi kami petani melon,” ujar salah satu petani, Atang.

Sejak tujuh hari dibuka, pengunjung rata-rata per hari baru di kisaran 30 - 50 orang. Pengunjung berasal dari Jakarta dan wilayah sekitar Cilegon. 

Menariknya, tarif masuk ke Saung Melon ini masih gratis. Diharapkan, dengan kian bertambahnya pengunjung dan meningkatnya konsumsi buah lokal akan membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 

Selain itu secara tidak langsung membantu meningkatkan kesejahteraan petani, selaras dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.