Selasa,  16 April 2024

Ada 151 kasus Varian Delta, Terbanyak di DKI Jakarta

DIS/RN
Ada 151 kasus Varian Delta, Terbanyak di DKI Jakarta

RN - Angka kasus COVID-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Senin, 21 Juni 2021 kemarin, kasus positif COVID-19 bertambah 14.536 kasus.

Juru Bicara COVID-19 dari Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., menyebut bahwa terdapat tiga varian baru COVID-19 yang mulai menyebar di Tanah Air. Dari ketiganya, varian Delta tercatat paling banyak menyebar dengan 151 kasus.

"Indonesia tercatat 151 varian B1617 (Delta), terutama di DKI, Jawa Tengah dan 6 provinsi lain," kata Nadia, dalam dialog virtual, Selasa, 22 Juni 2021.

BERITA TERKAIT :
Masa Kampanye Pemilu 2024, Melani, Ali, AHY Blusukan Silaturahmi Ke Kawasan Pondok Pinang
Jakarta Tetap Jadi Ibu Kota, IKN Dikonsep Untuk Ekonomi  

Selain itu, Jawa Barat juga termasuk provinsi dengan kasus varian Delta COVID-19 terbanyak. Lima provinsi lainnya yakni Banten, Gorontalo, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Sumatra Selatan.

Varian Delta yang berasal dari India sendiri ditemukan paling banyak dibanding dua varian lain, yakni Alpha (B117) dari Inggris dan Beta (B.1351) dari Afrika Selatan.

Ketiga mutasi ini sendiri memiliki sifat yang berbeda yang berkaitan dengan penularan dan memicu keparahan gejala pada pasien.

"Varian Alpha, menular 6-7 kali lebih cepat, ditemukan di Indonesia awal Januari dan sudah ada 45 kasus," paparnya.

Sementara, varian Beta tercatat memiliki mutasi dengan sifat yang memicu gejala lebih parah. Kini, kasusnya ditemukan di Tanah Air sebanyak 6 pasien. Angka masih jauh lebih sedikit dibanding varian Aplha dan Delta karena tak memiliki peningkatan penularan.

"Varian Delta ini 3-5 kali lipat lebih menular dibanding varian Alpha. Varian Alpha saja kita tahu, lebih menular 6-7 kali lipat dibanding varian Wuhan dulu. Jadi varian Delta ini memang dilaporkan merupakan salah satu faktor kejadian melonjaknya kasus COVID-19 di India," kata Nadia.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga sempat mengatakan bahwa ada tiga hal yang menjadi penyebab terjadinya lonjakan kasus di Indonesia.

Pertama, interaksi sosial yang cukup tinggi, kedua, pelanggaran protokol kesehatan, ketiga, hadirnya varian virus baru yakni varian Delta yang penyebarannya sangat cepat.

“Makin tinggi interaksi sosial yang terjadi, maka peluang terjadinya lonjakan kasus makin tinggi. Hipotesisnya adalah varian Delta sudah bertransmisi secara lokal di daerah Kudus karena masif. Bukan tidak mungkin transmisi lokal varian Delta sudah terjadi di daerah lain di Indonesia, hanya kita belum mendeteksi saja,” ungkap Menkes Budi.