Senin,  09 December 2024

La Nyalla Ajak PPI Tata Ulang Indonesia: Masih Ada Gap Tajam Pemuda Jawa dan Luar Jawa

Tori
La Nyalla Ajak PPI Tata Ulang Indonesia: Masih Ada Gap Tajam Pemuda Jawa dan Luar Jawa
Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti menghadiri Rakernas I Perkumpulan Pemuda Indonesia di Jakarta (Ketua DPD RI)

RN - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mendukung lahirnya RUU Kreativitas Pemuda, sebagaimana inisiasi Perkumpulan Pemuda Indonesia (PPI). 

Menurut La Nyalla, kepedulian pemuda terhadap masa depan bangsa patut disyukuri. Oleh karenanya, ia mengajak para pemuda Indonesia, khususnya PPI, untuk ikut aktif menata ulang Indonesia. 

Hal itu disampaikan LaNyalla saat menyampaikan pidato kunci dalam acara Rapat Kerja Nasional I PPI di Gedung Nusantara V, Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2022).

BERITA TERKAIT :
Walikota Jaksel Ajak Pemuda Dapat Berperan Dalam Pembangunan Nasional
Wow, Direktur Pelayanan PAM Jaya Syahrul Hasan Raih Jakarta Youth Award 2024

Dalam pandangan La Nyalla, sudah sepatutnya negara hadir memberikan dukungan kepada pemuda dalam mengembangkan kreativitas mereka. 

"Sebab, hari ini masih ada gap yang tajam terkait fasilitas dan sarana pendukung kreativitas pemuda di Indonesia, terutama antara Jawa dan luar Jawa. Juga antara kota dan desa," tuturnya.

Gap tersebut pada akhirnya menciptakan disparitas kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Hal ini bisa terlihat dari infrastruktur teknologi pendukung internet yang belum merata di Tanah Air. Padahal, salah satu basis kreativitas pemuda adalah penggunaan infrastruktur internet. 

"Tentu ini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diatasi. Apalagi, di era disruptif ini, percepatan perubahan menuntut pula percepatan antisipasi dari pemerintah dalam menyiapkan regulasi yang berpihak kepada masyarakat luas," ujarnya. 

Senator asal Jawa Timur tak lupa menitip pesan kepada seluruh pemuda di Indonesia, khususnya PPI, agar jangan sampai kehilangan jati diri dan karakter.  "Kuncinya, jangan tinggalkan budi pekerti luhur bangsa ini. Harus diingat bahwa pemuda tak terlepas dari sejarah lahirnya bangsa ini. Para pemuda di kalangan terdidik adalah mereka yang tercatat dalam sejarah memulai pergerakan kemerdekaan," kata La Nyalla.

Bahkan, tokoh asal Bugis yang besar di Surabaya itu menjelaskan, Proklamasi 17 Agustus 1945 juga tidak terlepas dari peran para pemuda dalam peristiwa Rengasdengklok. 

Oleh karena itu, La Nyalla menegaskan sudah seharusnya para pemuda Indonesia kritis melihat dan mengamati arah perjalanan bangsa ini. 

"Pemuda juga harus kritis terhadap sejumlah fenomena paradoksal yang terjadi di tengah-tengah kita. Baik itu soal pembangunan, hingga ketidakadilan ekonomi dan kemiskinan struktural akibat ketidakadilan tersebut," tegas La Nyalla.

Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu menambahkan, para pemuda Indonesia harus kritis terhadap konsep dan kebijakan pendidikan nasional bangsa ini. Di mana mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai cita-cita negara ini, bukanlah sekedar mencerdaskan otak, tetapi mencerdaskan kehidupan. 

"Artinya, mencerdaskan kemanusian secara utuh, termasuk moral dan akhlak, jasmani dan rohani, serta semangat nasionalisme dan patriotisme," tutur La Nyalla. 

"Sebab, tanpa budi pekerti, tanpa nasionalisme, tanpa patriotisme dan tanpa ideologi serta tanpa ilmu agama, kita hanya akan menghasilkan generasi yang akan menjadi lawan kita di masa depan," imbuhnya.

Pemuda harus kembali membuka sejarah, membaca pemikiran-pemikiran luhur para pendiri bangsa. "Membaca ulang pikiran-pikiran mereka. Karena semua bangsa yang besar adalah bangsa yang dibangun dengan landasan peradaban dan watak dasar bangsa mereka," ujar La Nyalla.

Dalam hal sistem demokrasi bangsa ini, dia menyebut watak dan DNA asli Indonesia adalah sistem syuro yang menjadi ciri utama demokrasi Pancasila. 

"Dalam sistem tersebut, kedaulatan diberikan kepada para hikmat yang duduk di lembaga tertinggi negara sebagai penjelmaan dari seluruh elemen rakyat sebagai pemilik sah bangsa dan negara. Di mana di dalamnya bukan saja diisi oleh politisi dari partai politik, tetapi juga ada utusan dari seluruh daerah dan utusan golongan-golongan yang lengkap," terang La Nyalla.

Sistem tersebut yang sesuai dengan Indonesia sebagai negara kepulauan dan super majemuk. Sebab, demokrasi Pancasila bukanlah sistem demokrasi liberal di Barat atau sistem komunisme di Timur.

Saat ini, La Nyalla mengaku terus berkampanye untuk menata ulang Indonesia demi menghadapi tantangan masa depan yang akan semakin berat. "Kita harus kembali menjadi bangsa yang berdaulat, mandiri dan berdikari," tegas La Nyalla.

LaNyalla pun mengajak kepada semua elemen bangsa untuk menyatukan tekad untuk kembali kepada UUD 1945 naskah asli yang disusun oleh para pendiri bangsa. Untuk kemudian disempurnakan dengan cara yang benar dan adendum, sehingga tidak menghilangkan Pancasila sebagai norma hukum tertinggi.

"UUD 1945 naskah asli mutlak harus kita sempurnakan, agar kita tidak mengulang praktik penyimpangan yang terjadi di era Orde Lama dan Orde Baru. Oleh karenanya, saya ingin mengajak kalian semua para pemuda Indonesia untuk menjadi garda terdepan dalam gerakan menata ulang Indonesia, untuk Indonesia yang lebih baik, lebih adil, makmur dan sejahtera," demikian LaNyalla.

Ketua Nasional PPI, MT Natalis Situmorang meminta arahan kepada La Nyalla dalam mengarungi organisasinya. Sebab, kata dia, saat ini banyak permainan dan hobi di daerah-daerah mulai ditinggalkan. 

"Kami mencetuskan RUU Kreativitas Pemuda, dengan harapan hobi dan permainan di daerah itu dapat dilestarikan. Kami mohon dukungan Pak La Nyalla dan mohon arahannya," kata Natalis.

Ia menambahkan, organisasinya bukan lawan tanding KNPI. Tetapi lebih kepada organisasi yang menghimpun anak-anak muda yang memiliki hobi dan kreativitas untuk dapat mendukung kemajuan bangsa.

"Organisasi kami berdiri sejak lima tahun lalu. Kami ini adalah perkumpulan anak-anak muda yang punya hobi. Pada kesempatan ini hadir anak-anak muda yang memiliki hobi seperti DJ, tamiya, nasyid, debat dan hobi serta permainan lainnya," papar Natalis.