Sabtu,  04 May 2024

Komoditas Substitusi Impor

Penangkar Jeruk Purworejo Siap Genjot Produksi dan Kualitas

Zaber Lubis
Penangkar Jeruk Purworejo Siap Genjot Produksi dan Kualitas

RADAR NONSTOP - Petani penangkar jeruk Desa Karangduwur, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, siap menggenjot produksi dan meningkatkan kualitas. Sebab, bibit yang dikembangkan dibutuhkan, menyusul program pengembangan kawasan buah-buahan.

"Para penangkar semangat untuk memproduksi bibit buah-buahan yang unggul, bermutu, dan bersertifikat sesuai anjuran pemerintah," ujar Ketua Kelompok Tani Penangkar, Eko.

Dalam setahun, petani penangkar jeruk Purworejo memproduksi satu juta benih. Produknya dipasarkan hingga ke luar Pulau Jawa. "Harga benih bervariasi sesuai varietas, ukuran tinggi pohon, dan komoditasnya," jelasnya.

BERITA TERKAIT :
Sunatan Cucu Hingga Biduan Pakai Duit Suap, Siapa Keluarga Eks Kementan SYL Yang Bakal Jadi Tersangka? 
Keseret Kasus Suap Eks Mentan SYL, Nayunda Naik Daun Dan Makin Beken?

"Di sini dikembangkan berbagai varietas benih jeruk, yaitu varietas siam madu, trigas, batu 55, RGL, siam banjar, tejakula,  sabilulungan, dengan harga Rp7.500-Rp12.500 per pohon," imbuh dia.

Selain jeruk, penangkar setempat juga membudidayakan benih durian otong, siminang, matahari, bawor, ktomo banyumas seharga Rp15 ribu-Rp25 ribu per pohon. "Sedangkan benih nangka sikandel Rp15 ribu-Rp20 ribu per pohon," lanjut Eko.

Kemudian, mangga arumanis, simanalagi, gedonggincu, dan gadung senilai Rp10 ribu-Rp15 ribu. Adapun manggis kaligesing berkisar Rp15 ribu-Rp20 ribu per pohon.

Selanjutnya, jambu kristal dan jambu bol Rp15 ribu-Rp20 ribu per pohon. Harga tergantung varietas dan ukuran pohon. "Benih sengon atau jinjing Rp1.500 per batang," tambahnya.

Sementara itu, Direktur Buah dan Florikuktura Ditjen Hortikultura, Sarwo Edi, berharap, pemenuhan bibit buah-buahan bisa menyejahterakan petani, meningkatkan produk domestik, serta berdaya saing global.

Dirjen Hortikultura, Suwandi, menambahkan, jeruk merupakan komoditas strategis substitusi impor. Karenanya, Kementan akann mengembangkannya secara masif untuk mencukupi pengembangan kawasan.

Luas tanaman jeruk sudah mencapai 50 ribu hektare. Hal tersebut, sesuai arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. "Untuk menggenjot produksi dan menyejahterakan petani," katanya.

Sistem perbenihan pun bakal diperkuat, mengingat benih merupakan penciri produksi dan pondasi pertanian. Pada 2018, sudah didistribusikan 10 juta benih jeruk setara 25 ribu hektare. "Hasilnya akan terlihat nanti, 2,5 hingga tiga tahun ke depan," tutup Suwandi.