Jumat,  22 November 2024

PSBB Ketat, Tanaman Hias Diburu Warga, Tambah Indah Pekarangan Dan Devisa

RN/CR
PSBB Ketat, Tanaman Hias Diburu Warga, Tambah Indah Pekarangan Dan Devisa

RADAR NONSTOP - PSBB ketat mengharuskan warga lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Mengusir kejenuhan, beragam aktivitas dilakukan. Diantaranya bercocok tanam.

Tidak hanya bertanam sayur-sayuran, menanam tanaman hias pot baik berupa bunga potong maupun daun potong juga menjadi pilihan.


Dewasa ini, tanaman hias semakin diburu dan harganya melonjak naik. Banyak orang  mencari tanaman hias yang unik dan cantik, menambah indah pekarangan rumah. 

BERITA TERKAIT :
Terbukti Lakukan Pemerasan Di Kementan, SYL Dibui 12 Tahun
Nikmati Duit Kementan, Anak Dan Cucu SYL Mulai Digilir KPK 

Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto menyebutkan, dengan banyaknya orang berada di rumah semasa pandemi, terkuak  bahwa bukan hanya kebutuhan bahan pangan untuk fisik yang diperlukan namun juga "asupan" jiwa.

"Banyaknya orang yang nyaman dengan menikmati keindahan tanaman di dalam rumahnya, semacam healing, merelaksasi jiwa. Ini menjadi peluang mendorong usaha tanaman florikultura. Usaha florikultura ini mulai menjadi alternatif bisnis, terlebih akibat pengurangan karyawan di beberapa perusahaan," katanya. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo cukup bangga dengan meningkatnya permintaan tanaman hias ini. Dirinya  meminta jajarannya untuk terus mengembangkan jenis tanaman tropis berpotensi devisa ini.


Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman menyatakan peluang usaha tanaman hias daun sangat menjanjikan. 

"Saat ini tanaman hias daun sudah banyak diekspor ke negara Eropa, Kanada dan Amerika. Luas panen tanaman hias daun tahun 2019 mencapai 1.873.200 pot per pohon, dengan produksi 27.472.913 pot per pohon. Ini sangat berpotensi devisa," ujar Liferdi.

Salah satu eksportir florikultura, CV. Flora Berkah Abadi, Riska mengatakan bahwa untuk tanaman berdaun indah di ekspor sekitar 147 pohon per minggu dan sudah di ekspor ke Negara Eropa, Amerika, Kanada, Singapura, Hong Kong, Malaysia dan Thailand. 

"Selama satu bulan, pengiriman ekspor dilakukan kurang lebih 10 kali. Harga setiap tanaman pun bervariasi dan yang paling mahal seharga US$200," ujar Riska.

Beberapa pedagang tanaman hias di kawasan Depok, mengakui ada peningkatan jumlah pengunjung dalam beberapa bulan terakhir. 

"Lumayanlah. Orang yang datang belakangan ini memang makin banyak," kata Agus, salah satu pedagang tanaman hias. Dia tak lupa mensyukuri perkembangan menarik dalam bisnisnya.


Berkebun tanaman hias memang termasuk tren gaya hidup naik turun. Ada kalanya orang kota tiba-tiba banyak mencari tanaman hias dan ada kalanya hanya segelintir orang saja. Jenis tanaman hias yang menjadi buruan pun silih berganti. Dahulu Aglonema atau Sri Rejeki, sangat digandrungi. Harganya pun melejit. Saat sedang tinggi-tingginya permintaan, penjual bahkan menawarkan harga berdasarkan jumlah daunnya.

Beberapa tanaman hias yang saat ini sedang banyak diburu oleh para kolektor selama pandemi yaitu Monstera, Philodendron, Hoya, Begonia, Aglaonema dan Calathea Black Lipstick.